Kamis, 24 Januari 2013

Bambu Lamina Punya Nilai Ekonomis Tinggi

 

Ada Bambu Lamina pada Gelar Bambu Nusantara
16 November 2012, 12:30 WIB | Dede Rustandi

(Pustekolah Info) Jakarta - 
Bambu lamina merupakan suatu produk yang dibuat dari beberapa bilah bambu yang direkat dengan arah serat sejajar. Perekatan dilakukan ke arah lebar (horisontal) dan ke arah tebal (vertikal). Hasil perekatan tersebut dapat berupa papan atau balok tergantung dari ukuran tebal dan lebarnya, demikian definisi bambu lamina menurut Ir. I. M. Sulastiningsih, M.Sc yang merupakan Pakar Bambu asal Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah).
 
Gelar Bambu Nusantara, merupakan pameran khusus mengenai produk dari bambu yang ada dalam kehidupan sehari masyarakat Indonesia, produk yang disajikan oleh para peserta mulai dari perlengkapan rumah tangga, kerajinan, supenir sampai kertas.
 
Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta dan di buka oleh Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas, Armida S. Alisjahbana disaksikan Dirjen IKM Euis Saedah dan Dirjen KII Agus Tjahajana membuka Pameran Gelar Bambu Nusantara dengan memotong untaian melati di Plasa Industri Kementerian Perindustrian Jakarta, 23 Oktober 2012. Selain acara pameran, dibarengi dengan seminar dengan tema bambu, salah satu pembicaranya dari peneliti Pustekolah, Ir. I. M. Sulastiningsih, M.Sc.
 
“Pintu dari bambu kelihatan artistik dan kelihatan kokoh”, Itulah pernyataan salah satu pengunjung Gelar Bambu Nusantara ke booth Pustekolah, dalam booth  menyajikan daun pintu dari bahan bambu, dan satu unit meja kursi dengan bahan yang sama, bahan dari bambu tersebut dinamakan bambu lamina, yang di rancang oleh Ir. I. M. Sulastiningsih M.Sc yang merupakan pakar dibidang bambu.
 
Kesan lain dari pengunjung pameran yang mengunjungi booth Pustekolah, “sudah diproduksi secara masal produk lamina ini” kali ini pengusaha asal semarang, tertarik dengan produk bambu terutama satu unit meja kursi dan daun pintu. Yang paling mengesankan salah satu pengunjung asal Jakarta yang menyatakan “kalau produk lamina ini dijual saya beli dah” karena terkagum dengan keindahan teksturnya. 
 
Bambu yang termasuk tanaman cepat tumbuh dan mempunyai daur yang relatif pendek (3-4 tahun) merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup menjanjikan sebagai bahan substitusi kayu. Sebagai bahan substitusi kayu, bambu harus memiliki dimensi tebal, lebar dan panjang seperti papan atau balok kayu. Bambu merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut karena sejak jaman dahulu manusia telah menggunakan bambu sebagai bahan bangunan, mebel, alat rumah tangga dan barang kerajinan.
 
Selama pameran tersebut banyak pengunjung ke booth Pustekolah dan mereka tertarik produk-produk dari bambu yang pustekolah sajikan, bahkan sampai ada yang mau ngajak kerjasama untuk memproduksi secara masal supaya dapat bisa diaplikasikan kemasyarakat luas dari produk bambu tersebut.
 
(DR2702) 

Sumber : http://pustekolah.org/index.php/detail/209/ada-bambu-lamina-pada-gelar-bambu-nusantara#.UQE35fJGQsE

 

Bambu Lamina Punya Nilai Ekonomis Tinggi

Ada areal perkebunan bambu di wilayah Kab. Tasikmalaya mencapai 24.000 hektar. Hal itu diungkapkan Harijoko SP, Kepala Bagian Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Citanduy Provinsi Jawa Barat ketika audensi di Oproom Setda Pemkab Tasikmalaya. Pada saat ini, bambu yang dikemas sebagai bambu lamina (bambu yang diolah menjadi bahan pengganti kayu yang dipres seperti triplek-red) memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga bisa mensejahterakan petani, jelas Harijoko SP. Bambu lamina kini cukup laku di pasaran karena kualitasnya cukup bagus jika dibandingkan dengan kayu. Bambu memiliki serat-serat yang halus. Kini, bambu sudah mulai dikembangkan menjadi bahan furniture, kursi meja dan lainnya dengan nilai ekonomis yang tinggi.

Bambu yang dijadikan triplek itu hanya sepanjang 3 meter dari pangkal batang dan sisanya masih bisa dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan, ujarnya. Berdasarkan data yang diperoleh Sinar Tani, bahwa jumlah produksi bambu di wilayah Kab. Tasikmalaya mencapai 34 juta batang berbagai jenis, sehingga berpotensi menjadikan masyarakatnya hidup sejahtera. Selama ini, produksi bambu dari Kab. Tasikmalaya umumnya dijadikan bahan material bangunan dan kerajinan tangan saja.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kehutanan RI Bidang Ekonomi Indri Astuti mengatakan, jika Tasikmalaya ingin mengembangkan bambu dan menjadi sentral bambu di wilayah Pringan, maka pemerintah daerah harus memiliki dulu peta wilayah yang dilengkapi dengan jenis bambu yang dinilai cocok untuk ditanam di Tasikmalaya. Karena jenis bambu yang tumbuh di wilayah Kec. Tasikmalaya cukup banyak dan belum terinventarisir. (Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 0878 8160 5773)

Sumber :
http://tabloidsinartani.com/Peluang-Usaha/Bambu-Lamina-Punya-Nilai-Ekonomis-Tinggi.html

Sumber Gambar :
http://pustekolah.org/index.php/detail/209/ada-bambu-lamina-pada-gelar-bambu-nusantara

1 komentar: