Minggu, 27 Januari 2013

Air Mineral Bambu sebagai Obat Herbal

Produk komersil obat herbal air mineral bambu

Air Mineral Bambu sebagai Obat Herbal

 
Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Air mineral bambu atau Air Bambu Eul-Eul mengandung 18,34 persen oksigin dan 5.95 mineral sehingga air ini sangat baik untuk proses penyembuhan berbagai penyakit secara alamiah, aman dan tanpa effek samping.Air


bambu eul-eul 2 sumber agusng sasongko republika online
 
Bambu Eul-Eul yang berkhasiat untuk membantu mengatasi berbagai jenis penyakit seperti jantung, tifus, rhematik, asam urat, batuk, kanker rahim, darah tinggi, ginjal, stroke, amandel, sakit gigi, tambah stamina, maag, ambeien, kencing manis, keracunan,migrain, dll.

Sekilas tentang Air Mineral Bambu 
  • Air mineral alami yang berasal dari ruas-ruas bambu.
  • Tumbuh berumpun atau hanya tumbuh beberarapa batang diantara puluhan bahkan ratusan tumbuhan bambu lain.
  • Semakin keatas batangnya semakin besar dan ruas-ruasnya semakin panjang serta akan semakin condong atau merunduk kebawah seiring bertambahnya usia tumbuhan tersebut karena ruasnya berisi air mineral. Seperti halnya tanaman padi.
  • Hanya tumbuh di daerah pegunungan / hutan tertentu , diatas 1200 dpl – 200 dpl ( diatas permukaan laut ).
  • Di negara Chna, air mineral ini sudah lama dikenal sebagai obat alternatif alami dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun di negara China sendiri sangat sulit untuk mendapatkan bambu tersebut karena kondisi hutannya cukup rawan dan cukup berbahaya.
  • Dengan izin Allah, terbukti mampu mengobati berbagai nacam penyakit dalam waktu singkat , dan sementara ini menjadi rating PERTAMA obat alami/ herbal.
  • Dimasukan kedalam kemasan botol baru, tanpa melalui proses mesin.Kenapa disimpan dalam bentuk kemasan ? karena jika disimpan dalam bentuk    bambunya sendiri , dalam waktu sekitar 2 minggu airnya akan habis menguap.
  • Rasanya tawar tetapi memliki aroma dan warna yang berbeda-beda.
Cara Minum
Cukup mengkonsumsi air bambu ini 3 x sehari terutama saat menjelang tidur. dan pada saat anda tertidur, proses regenerasi sel-sel tubuh yang rusak akan terjadi.
Air mineral bambu berkhasiat bagi penanganan penyakit  sbb : 
JantungTypus
RheumatikSesap Napas
AmandelAsam Urat
GinjalStroke
Batuk/AsthmaSakit Pinggang
AmbeyenKencing Manis
Kanker RahimKeputihan
ProstatDarah Tinggi
AlergiUsus Buntu
Susah TidurMenguatkan Nafas
Menambah StaminaMenambah Nafsu Seksual
Sakit GigiMenambah Daya Tahan Tubuh
PolipMaag/Asam Lambung
Tidak Besuara/PeuraMenghilangkan Kolesterol
TBCBatu Empedu
KeracunanSel Darah Putih Rendah
ImpotensiSakit Semasa Haid
Sakit PerutSusah BAB & Kencing
Migrain sakit kepalaLuka kecelakaan
Autiskatarak
Membuang racun/ nikotindll
Air Bambu Eul-Eul dapat dipesan dengan harga Rp.60.000 per botol (isi 600 ml) + ongkos kirim.hubungi: 0882 1081 6282 

Bila anda perlu artikel ini, Silahkan anda menyalin, mengcopy di :
http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/
Sumber :  http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/07/air-mineral-bambu-sebagai-obat-herbal.html#more

Mengenal Serat Bambu untuk Bahan Cloth Diaper

cloth diaper

Mengenal Serat Bambu untuk Bahan Cloth Diaper

 
Ibu rumahtangga tidak asing dengan "Cloth diaper"atau clodi yaitu popok kain yang bisa dicuci dan dipakai lagi karena terbuat dari bahan tekstil alami atau sintesis atau kombinasi dari keduanya. Cloth diaper ini biasanya terdiri dari celana atau cover dan juga dilengkapi dengan lapisan penyerap atau istilahnya insert/soaker.

Bahan Cloth Diaper terbuat dari kain serat alami, yang biasa digunakan adalah wol, serat bambu (bamboo), dan rami (hemp). Sedangkan bahan sintetisnya ada yang terbuat dari handuk microfiber untuk lapisan penyerap (insert/soaker) dan polyurethane laminated (PUL) untuk lapisan luar (outer) yang sifatnya waterproof. Polyester bulu dan suede sering digunakan di dalam popok kain sebagai lapisan dalam (inner) yang bersifat stay dry (tetap kering) karena tidak menyerap cairan tetapi meneruskan cairan.

Jenis cloth diaper 

  • Pocket Diaper : berbentuk celana berkantung sehingga lapisan penyerap urin (insert) dimasukkan ke dalam kantung tersebut. Terdiri dari 2 lapisan yaitu outer yang berbahan waterproof (PUL atau TPU) dan inner yang berbahan suede, fleece, atau bambu.
  •  All-in-one Diaper: cloth diaper yang terdiri dari lapisan luar waterproof yang dijahit bersama-sama dengan lapisan inner dan lapisan penyerap (insert). Popok AiO adalah popok yang paling nyaman untuk digunakan karena hanya langsung digunakan seperti celana, namun membutuhkan waktu lebih lama untuk kering karena lebih tebal.
  •  All-in-two Diaper (AI2): Popok kain Ai2 memiliki 2 lapisan terpisah yaitu diaper cover yang bersifat waterproof dan soaker (lapisan insert yang dijahit bersamaan dengan liner). Sehingga apabila soaker sudah penuh, cukup mengganti soaker yang baru. Sementara diaper cover cukup dibersihkan dengan lap. Cocok untuk bayi yang baru lahir karena diaper cover bisa dipakai berulang-ulang, cukup dengan mengganti soaker.
  • Prefold Diaper: Popok kain modern berupa kain berlapis persegi panjang, terdiri dari lapisan samping kanan dan kiri serta lapisan tengah yang lebih tebal. Prefold diikat dengan pin atau snappy (peniti) dan digunakan bersama dengan cover penutup yang waterproof.
     
  • Flat/Square Diaper: Popok dari selembar kain bujur sangkar dilipat sesuai ukuran bayi. Seperti prefold diaper, dibutuhkan peniti dan cover yang waterproof.
  • Fitted Diaper: Popok yang mirip dengan popok sekali pakai dan terbuat dari beberapa lapis kain penyerap. Fitted memerlukan kancing atau loop/velcro untuk mengencangkannnya dan dibutuhkan cover waterproof. Dari : dodiceria.com
cloth diaper


Tempat Tidur Bambu yang di Modernisir

Tempat Tidur Bambu yang di Modernisir

Artistic Bamboo Bed 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed
Foto & Materi oleh bigbobz.

Bambu sangat populer di daerah tropis yaitu Asia seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur). Bambu merupakan tanaman yang sustainabel
sekali ditanam dapat dipanen terus menerus yang berbeda dengan pohon. Bambu banyak dibuat untuk rumah, barang seni atau kerajinan dan furnitur sebagaimana halnya dengan kayu.Pembuatan kerajinan bambu dilakukan dengan peralatan tradisional tetapi dapat menghasilkan karya seni yang baik.Tempat tidur bambu tradisional beratnya ringan, teksturnya baik , kuat dan sangat indah dengan komposisi warna yang klasik.

Beautiful Bamboo Bed 500x306 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Traditional Bamboo Bed 500x280 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Simple Bamboo Bed 500x355 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Bamboo Bed Natural Products 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Exotic Bamboo Bed 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Original Bamboo Bed Products 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed





Hutan Bambu Mampu Menjaga Sumber Air di Lumajang - Jawa Timur

Hutan Bambu Mampu Menjaga Sumber Air di Lumajang - Jawa Timur

ilustrasi gambar bambu

Kekeringan di musim kemarau sering melanda daerah pedesaan yang menyebabkan  warga mengantre air bersih berjam-jam, lahan pertanian rusak, tanaman padi yang puso, pemanfaatan air sungai yang kotor untuk keperluan sehari-hari, hingga merebaknya beragam penyakit tanaman akibat musim kering. Namun, hal ini tidak terjadi pada  warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang (sejauh 40 kilometer dari pusat kota Lumajang). Kini, mereka tidak lagi menderita kekurangan air, baik musim kemarau maupun hujan.karena hutan bambu buatan masyarakat yang terjaga dengan peraturan dan sanksinya. Berikut ini kita simak proses pembuatannya sampai menjadi obyek wisata.


Saat di beberapa tempat, waduk dan sumur mulai mengering, gemercik air di sawah-sawah di Sumbermujur tidak pernah berhenti. Dari sawah terdekat dengan Gunung Semeru (8 kilometer dari Gunung Semeru), hingga ke sawah-sawah di kampung lainnya (berjarak lebih dari 50 kilometer dari Gunung Semeru) selalu terima suplai air.
Hal itu terjadi karena mata air Sumber Delling tidak pernah berhenti mengalirkan air bersih baik untuk minum maupun irigasi. Mata air yang berasal dari Gunung Semeru itu saat kemarau seperti ini masih bisa mengeluarkan air bersih 600-800 liter air per detik. Pada musim hujan, debitnya mencapai 1.000 liter air per detik. Mata air tersebut berada di tengah hutan bambu seluas 14 hektar.
”Ini semua hasil kerja keras kami selama ini. Tahun 1970-an, mata air di sini debitnya hanya 300 liter per detik. Kini air melimpah dan semoga saja tak pernah mengecil lagi,” kata Hery Gunawan, tokoh masyarakat di sana

Tahun 1970-an situasi ekonomi Indonesia tidak bagus. Masyarakat umumnya makan bulgur, dan mata pencaharian warga Desa Sumbermujur umumnya sebagai pembuat gedek atau dinding dari anyaman bambu. Tak heran jika kemudian hutan bambu setempat nyaris dibabat habis untuk kebutuhan harian warga setempat.
Menilik lokasi hutan bambu yang dikitari empat dusun, tidak heran laju pembabatan bambu sangat cepat. Kala itu dalam satu rumpun hanya tersisa 20 batang bambu, padahal sebelumnya terdapat puluhan rumpun yang terdiri dari puluhan batang bambu juga.
Di sisi utara hutan bambu adalah Dusun Umbulrejo, sisi selatan adalah Dusun Umbulsari, sebelah timur adalah Dusun Krajan, dan bagian barat merupakan Dusun Wonorenggo. Empat dusun itu berada di Desa Sumbermujur.

Saat kritis
Dampak pembabatan bambu demi alasan ekonomi langsung terasa. Debit air Sumber Delling mengecil. Bahkan setiap malam masyarakat setempat dengan penerangan obor harus pergi ke sumber untuk antre air bersih, karena pada siang hari air yang ditampung belum cukup untuk memenuhi kebutuhan malam itu hingga esok harinya.
”Saat itu air digilir untuk setiap dusun. Mungkin dalam seminggu hanya tiga kali air mengalir ke satu dusun. Ini jelas menyusahkan kami sebagai petani. Kalau ingin panen, tiap malam kami harus berebut mendapatkan air. Tidak jarang juga terjadi carok (perkelahian) gara-gara rebutan air,” kenang Kusman (55), petani asal Desa Sumbermujur.
Melihat kondisi itu, nurani warga mulai terketuk. Meski punya sawah, tapi kalau sulit air, maka hasil pertanian tidak akan maksimal. Itu sebabnya, tahun 1975-1976 warga mulai menanami hutan tersebut dengan bambu.

Bersama Kelompok Pelestari Sumber Daya Alam (KPSA) Kali Jambe, selaku inisiator pelestari hutan bambu, masyarakat pun aktif mendukung pelestarian hutan bambu.
Bukan itu saja. Warga bahu-membahu membuat plengsengan pelindung mata air, menata hutan bambu tersebut agar nyaman dikunjungi orang, dan rutin menjaga hutan tersebut agar tidak dirusak orang. Semuanya swadaya masyarakat. Diakui, saat itu belum ada dukungan dari pemerintah daerah.
”Tanaman bambu jadi pilihan kami karena jenis ini dinilai paling sedikit risikonya dibanding menanam tanaman keras,” tutur Hery Gunawan, Ketua KPSA Kali Jambe Sumbermujur.

Risiko di sini maksudnya, jika terjadi pembabatan hutan seperti tahun 1990-an, tanaman bambu akan tumbuh kembali dengan cepat dalam lima tahun. Sementara tanaman keras seperti beringin butuh waktu puluhan tahun untuk bisa tumbuh besar kembali.
Artinya, kalaupun hutan bambu dibabat habis oleh massa, maka dalam waktu lima tahun saja warga akan kesulitan air bersih. Lain halnya jika sumber air di sana dilindungi tanaman keras. Bisa puluhan tahun warga terkena dampak kekurangan air bersih.Lambat laun, dari semula hanya bambu Apus saja yang jadi tanaman asli di hutan bambu tersebut, kini setidaknya sudah ada 21 jenis bambu tumbuh subur di hutan tersebut. Seperti bambu jenis ampel hijau, ampel kuning, hingga bambu Thailand.

Suasana sejuk
Puluhan rumpun bambu yang menjulang tinggi dan rimbun menghadirkan nuansa sejuk. Kesejukan itu semakin lengkap saat terdengar gemercik air saat kita mulai berjalan ke tengah hutan.
Bahkan saking sejuknya, hutan bambu ini juga jadi rumah bagi puluhan kera dan kelompok kelelawar. Kera-kera ini sesekali turun menyapa pengunjung.

Seiring dengan kembali rimbunnya hutan bambu, maka debit air Sumber Delling pun kembali meningkat. Kini air dari Sumber Delling mengaliri 426 hektar sawah di Sumbermujur, dan sawah-sawah di tiga desa lain, yaitu Desa Penanggal, Desa Tambakrejo, dan Desa Kloposawit. Total ada 891 hektar sawah yang memanfaatkan air dari Sumber Delling.

Jumlah itu masih ditambah dengan 561 hektar sawah di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh Lumajang (berjarak 50 kilometer dari Desa Sumbermujur) yang juga mengambil air dari sumber ini. ”Mereka mengambil air dari sumber kami dengan mobil-mobil tangki setiap hari selama 24 jam,” kata Hery.
Untuk kebutuhan air minum, ribuan keluarga dari desa-desa di lereng timur Semeru bergantung pada hidup dari mata air Sumber Delling setiap harinya.

Melihat eratnya hubungan antara hutan bambu dan sumber air, warga Desa Sumbermujur pun berusaha melindungi kawasan tersebut dengan membuat Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2007. Peraturan itu berisi kawasan Sumbermujur tak boleh ”disentuh”, baik flora maupun faunanya. Jika melanggar, pelaku akan dikenai sanksi sesuai hukum lingkungan, yaitu hukuman badan atau denda Rp 500 juta.

Untuk membuat warga desa merasa memiliki hutan bambu, kini kawasan tersebut diarahkan menjadi hutan wisata. Masyarakat setempat mendapat penghasilan dari retribusi masuk ke hutan bambu dan berjualan makanan kecil di sana. Pendatang pun senang karena bisa menikmati keasrian hutan bambu serta berenang di kolam alami dengan air langsung dari sumber.
 
”Kalau begini, warga sekitar akan merasa memiliki dan turut menjaga hutan bambu. Semoga dengan upaya ini, mata air kami akan tetap lestari,” ujar Herry.


Belajar dari pengalaman pahit, warga Sumbermujur pun mau berubah. Dari semula menjadi perambah, kini jadi penjaga hutan bambu. Manfaatnya nyata! Saat warga lain tersiksa kekeringan, warga Sumbermujur berlimpah air bersih. Semoga upaya pelestarian alam ini menginspirasi warga lain di daerah lainnya.Diolah dari :nasional.kompas.com
 
 Sumber : http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/05/hutan-bambu-mampu-menjaga-sumber-air-di.html

Bisnis Prospektif Arang Bambu dan Arang Batok Kelapa

Bisnis Prospektif Arang Bambu dan Arang Batok Kelapa

 
 
Enam bulan lamanya Cornelius Triyanto berkeliling Jawa. Bukan untuk pelesir, tetapi mencari arang bambu. Yang dicari tak tanggung-tanggung, 72 ton rutin setiap bulan. Sayang, ikhtiar itu tak memuaskan hatinya. Dari berbagai daerah itu ia cuma sanggup mengirimkan 2 ton arang per bulan ke Jepang. Ia menjual US$ 2,4 per kg sehingga laba bersihnya Rp. 165-juta.
Laba bersih yang ditangguk Cornelius Triyanto tentu bakal melambung andai saja ia sanggup memenuhi semua permintaan. Ternyata, sulit menemukan arang bambu. Banyak yang bilang itu barang langka, kata Triyanto. Itu sebabnya, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, itu masih mencari pasokan ke berbagai sentra bambu. Ia pun bersedia menampung pasokan dari plasma sepanjang memenuhi kriteria seperti arang utuh dan kelembapan 0,3%.
Semula ia rutin mengekspor sapu ijuk ke jepang. Koleganya itu kemudian juga rutin meminta pasokan arang bambu. Di negeri Sakura arang bambu sebagai hiasan, penyerap uap ruangan, dan menghilangkan bau tak sedap.
Selain arang bambu, pasar juga memburu arang tempurung kelapa. Permintaannya tak kalah menjulang. Agus angkat tangan ketika eksportir di Jakarta meminta rutin 2.000 ton arang tempurung per bulan. Itu belum termasuk permintaan pabrik minyak kelapa sawit di Pekanbaru, Riau, 200 ton per bulan.
Produsen arang tempurung kelapa di Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, itu kini hanya sanggup memasok 3-5 ton per bulan untuk pabrik pengolahan air. Dengan harga jual Rp. 2000 per kg (1 kg arang dari 4 kg bahan baku), omzetnya mencapai Rp. 6-juta – Rp. 10-juta per bulan. Karena biaya produksinya cuma Rp. 1200 per kg sehingga laba bersih yang ditangguk Rp. 4-juta sebulan. Agus menggeluti bisnis arang lantaran terinspirasi kinerja mesin air minum isi ulang yang memanfaatkan karbon aktif sebagai filter.
Kelahiran Bandung 1 Januari 1965 itu segera mencari tahu asal-muasal arang aktif. Koleganya mengatakan arang aktif dari batok kelapa berharga tinggi. Sebuah produsen arang aktif, justru menantangnya untuk memasok 10 ton arang per bulan. Agus pun tergugah dan membuka pabrik arang batok kelapa pada Januari 2006 untuk membuat briket dan butiran arang. Ia memanfaatkan tempurung dari berbagai kota seperti Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut.

ARANG AKTIF
Menurut Agus harga arang aktif 5 kali lebih besar daripada harga jual arang granular yang saat ini diproduksinya. Namun, untuk memproduksi arang aktif perlu modal besar. Selain itu proses produksinya juga njlimet. Misalnya, untuk mengaktivasi arang dengan proses fisika, perlu alat khusus untuk memanaskan arang pada suhu 1.000°C disertai pengaliran uap. Itu berarti Agus membutuhkan mesin pembakar.
Di Bandung ada Afnil yang sukses memproduksi arang aktif. Mantan kontraktor air bersih itu memasok arang aktif asal batok kelapa ke sebuah perusahaan besar. Arang aktif dimanfaatkan sebagai penyerap kotoran-kotoran pada limbah. Afnil meneken kontrak untuk memasok 400 ton arang aktif sampai Juli 2007. pengiriman pertama pada Januari 2007, baru 40 ton. Alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung itu memperoleh harga Rp. 7000 per kg.
Dari pengiriman pertama, Afnil meraup omzet Rp. 280-juta. Padahal, ‘Biaya produksinya hanya Rp. 2000/kg’, katanya. Artinya, total laba bersih mencapai Rp. 200-juta. Angka itu bakal terus menggunung bila ia memenuhi seluruh permintaan itu. Namun, Afnil mengatakan investasi yang dibenamkan juga tak kecil. Untuk membangun pabrik arang aktif, laboratorium, dan pembelian mesin ia menghabiskan Rp. 500-juta.
Sebelumnya ia juga meriset arang aktif yang dihasilkan produk bermutu dan berendemen tinggi. ‘Biasanya pabrik lain butuh waktu 12 jam dengan rendemen 20%, produksi saya hanya 2-5 jam dengan rendemen 30%,’ katanya. Indikator utama penyerapannya pun berkualitas tinggi, 1.000 mg/g. Oleh karena itu biaya produksi dapat ditekan, hanya Rp. 2000/kg arang aktif.
SEKELAM ARANG
Laba berniaga arang aktif memang menggiurkan. Namun, bukan berarti tanpa hambatan bila hendak menerjuni bisnis itu. Bila gagal, nasib produsen bisa sekelam arang. Itulah yang dialami Wira Gustria. Produsen arang di Sidoarjo, Jawa Timur, itu merugi Rp. 67-juta. Musababnya, biaya produksi tak sebanding dengan harga jual. Pada September 2006 ia memproduksi 45 ton arang dan hanya memperoleh harga Rp. 1100/kg. Padahal, harga tempurung saja Rp. 250/kg atau Rp. 1000 untuk menghasilkan 1 kg arang.

Namun, bila mampu mengatasi aral, ‘Sebenarnya banyak negara yang membutuhkan arang dari Indonesia,’ kata Jhonny W Utama, direktur PT Dian Niaga yang mengekspor briket arang ke Eropa dan Jepang selama 20 tahun terakhir. Permintaan dari Jepang mencapai 10 ton per bulan. Sayang, kualitas arang para plasma semakin menurun. Parameter kualitas arang 7.000 kalori tidak lagi dicapai. Itu sebabnya, Dian Niaga tak lagi tergantung pada pasokan plasma, tetapi memproduksi arang sendiri di Pontianak, Kalimantan Barat.
Lantaran mampu menjaga mutu, pasokan arangnya terus meningkat. Pada 2005 ia mengirim 1-2 kontainer setara 9-18 ton per bulan. Kemudian saat meningkat menjadi 4-5 kontainer. Menurut prediksi Jhonny, permintaan arang di pasar dunia pada tahun-tahun mendatang semakin meningkat.
Itu terbukti dengan prediksi kebutuhan arang di Eropa, baik untuk pembakaran atau industri arang aktif mencapai 200.000 ton per tahun. Indonesia sebagai penghasil utama arang batok bakal kebanjiran order, bila mampu menjaga mutu. Untuk menghasilkan barang gosong itu, tak sekadar membakar tempurung atau bambu. Membakar sembarangan berarti membakar laba di depan mata. 
 
(Vina Fitriani/Peliput: Imam Wiguna & Destika Cahyana).
Sumber : Trubus
Sumber :  http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/05/bisnis-prospektif-arang-bambu-dan-arang.html

Arang dari Bambu

 


Arang Bambu

Pembuatan arang dari bahan bambu telah diteliti oleh Nurhayati pada tahun 1986 dan 1990 masing-masing dengan cara destilasi kering dan cara timbun skala semi pilot. Penelitian tersebut menggunakan bahan empat jenis bambu, yaitu bambu tali (Gigantochloa apus Kurz), bambu ater (Gigantochloa ater Kurz), bambu andong (Gigantochloa verticillata Munro) dan bambu betung (Dendrocalamus asper Back). Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa pada tiap bagian batang bambu dari jenis yang sama terdapat perbedaan berat jenis dan sifat hasil destilasi kering. Arang dari bagian bawah batang pada semua jenis bambu menunjukkan berat jenis dan rendemen arang yang tinggi. Perbedaan letak pada bagian batang bambu ater menunjukkan kecenderungan makin ke atas makin rendah rendemen arang yang dihasilkannya.

Bagian tengah atau atas batang dari semua jenis bambu yang dicoba rendemen piroligneous liquor menunjukkan hasil paling tinggi. Untuk bambu andong dan bambu betung rendemen piroligneous liquor yang paling tinggi dihasilkan oleh bagian batang atas, sedangkan pada bambu ater dan tali rendemen tertinggi dihasilkan pada bagian tengah batang. Hasil pengamatan sifat arang dari empat jenis bambu dapat dilihat pada Tabel 16, sedangkan Tabel 17 menunjukkan sifat arang bambu dengan cara timbun.

   


Sifat hasil destilasi kering dari empat jenis bambu yang dicoba tidak menunjukkan perbedaan nyata. Nilai rata-rata rendemen arang adalah 36,05%, piroligneous 40,58% dan tar 6,55%. Sifat arang dari empat jenis bambu yang dicoba menunjukkan perbedaan nyata. Berat jenis arang paling tinggi dihasilkan oleh bambu ater (0,62 g/cm3) dan yang paling rendah bambu tali (0,25 g/cm3).

Kadar abu paling tinggi terdapat pada bambu betung (7,46%) dan paling rendah pada bambu lati (5,65%). Kadar zat mudah terbang paling tinggi pada bambu tali (24,43%) dan paling rendah pada bambu betung (17,06%). Kadar karbon tertambat paling tinggi terdapat pada bambu betung (75,54%) dan paling rendah pada bambu tali (69,78%).

Nilai kalor arang yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata menurut bagian batang. Nilai kalor arang rata-rata 6602 cal/g. Nilai kalor yang dihasilkan oleh bagian bawah bambu andong, ater dan tali menunjukkan paling tinggi. Nilai kalor arang bambu tali menunjukkan perbedaan sangat nyata pada tiap bagian batang dengan kecenderungan makin keatas batang makin rendah nilai kalornya.

Berdasarkan perbandingan antara keempat jenis bambunya, dapat ditentukan bahwa bambu ater paling baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang. Proporsi yang tinggi diperoleh dari rendemen arang yang berkualitas baik. Sedangkan rendemen arang mentah dan bubuk, proporsinya paling rendah. Sifat arang bambu yang dihasilkan umumnya relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau. Sifat arang bambu ater dan bambu tali lebih baik dari sifat arang bambu andong dan bambu betung.

Pembuatan arang aktif dari bahan bambu telah diteliti oleh Nurhayati (1994). Serpihan contoh bambu diaktivasi dan dikarbonisasi dalam ukuran 0,2 - 0,5 cm dalam kondisi kering. Aktivasi dilakukan dengan perendaman serpih dalam larutan asam fosfat 20% selama 24 jam, setelah itu contoh ditiriskan tinggal setengah kering, lalu dimasukkan ke dalam retort dan di panaskan sampai suhu 900°C selama 3 - 4 jam. Selanjutnya diaktivasi lagi dengan uap panas selama 1 jam. Arang aktif yang dihasilkan dengan cara ini dianalisa sifat absorpsinya terhadap iodine dan hasilnya tercantum dalam Tabel 18.
 



Sumberr : http://www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/bambu.htm
Sumber Gambar : http://arangbambu.files.wordpress.com/2011/02/arang4.jpg;   http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/05/bisnis-prospektif-arang-bambu-dan-arang.html

Analisis Kimia 10 Jenis Bambu




Nilai Sifat Fisik dan Mekanis Bambu Ater Bambu Bitung & Bambu Andong









Sifat Fisik dan Mekanis Bambu Hitam dan Bambu Apus




Jenis Bambu dan Penyebarannya di Indonesia



Kamis, 24 Januari 2013

Tekstil bambu Bagaimana bambu yang dibuat menjadi benang? Carboniced bambu handspun

Carboniced bambu handspunTekstil bambu Bagaimana bambu yang dibuat menjadi benang?


Tekstil Bambu biasanya kain, benang, dan pakaian yang terbuat dari serat Bambu. Pada jaman dulu, petani dan nelayan di China dan Jepang digunakan bambu untuk menenun sepatu dan topi untuk melindungi mereka dari unsur-unsur. Di barat, bambu digunakan bersama dengan whalebone dan kawat baja untuk korset perempuan, ramai dan mode wanita lain; selama 1800-an.

Saat ini, benang bambu dapat dicampur dengan yang lain Serat seperti kapas, rami, dan spandex.
Baru-baru ini, pada tahun 2003 mengajukan gugatan penemu US Patent 7313906 untuk mengubah selulosa bambu menjadi benang; menciptakan penggunaan baru untuk bambu di pakaian dan TEKSTIL rumah.

Tercantum di bawah ini adalah langkah-langkah yang digunakan untuk memproses bambu mentah menjadi benang untuk produk konsumen

1). Uap digunakan untuk menghilangkan daun bambu dan kulit ari dari batang bambu, maka daun dan empulur yang hancur.

2). Hancur bambu kemudian direndam dalam Natrium Hidroksida *- untuk menghasilkan selulosa bambu.

* Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa Natrium Hidroksida adalah suatu bahan kimia berbahaya. Seperti banyak bahan kimia, bila digunakan secara bertanggung jawab, Natrium Hidroksida tidak berpengaruh pada lingkungan atau kesehatan para pekerja.

- Natrium Hidroksida secara rutin digunakan untuk PROSES KAPAS ORGANIK ke dalam serat dan DISETUJUI OLEH ORGANIK GLOBAL TEKSTIL STANDAR (GOTS) DAN TANAH ASOSIASI. Natrium Hidroksida TIDAK TETAP sebagai residu pada pakaian karena mudah dibersihkan dan dinetralkan GARAM natrium sulfat tidak berbahaya dan tidak beracun.

3). Selanjutnya, selulosa bambu dipaksa meskipun nozel, mirip dengan saringan, ke penangas asam yang mengeras solusi menjadi benang serat bambu dan menetralkan Sodium Hidroksida.
4. Serat bambu ini kemudian dipintal menjadi benang bambu dan berguling gulungan.
Lingkungan nurani dan produsen berprinsip menggunakan sistem loop tertutup untuk memproses bambu menjadi benang. Proses loop tertutup menangkap dan mengambil kembali pelarut kimia yang digunakan dalam proses manufaktur. Hasil akhirnya adalah bambu / viscose dari bambu sangat lembut untuk disentuh.
Source: http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx
Sumber : http://id.prmob.net/benang/bambu-tekstil/jepang-1538650.html

Pakaian Dalam Anti Bakteri Berasal Dari Pohon Bambu


Pakaian Dalam Anti Bakteri Berasal Dari Pohon Bambu

Sumber:http://bdguptodate.com/  

Bandung,- Sejumlah pakaian dalam yang diklaim anti bakteri produksi industri tekstil luar negeri menggunakan bahan baku pohon bambu, tetapi dituliskan dilabel pakaiannya dengan kalimat ‘rayon made of bamboo’ dalam setiap hasil produksinya.

Alasan dari industri tekstil luar negeri non penghasil pohon bambu tidak mencantumkan bambu dalam label pakaian, karena dianggap bisa mengambil-alih pasar kapas.

Menurut Peneliti Bambu Nusa Verde berkebangsaan Belgia, Marc Peeters, alasan industri tekstil menggunakan bahan dasar bambu, karena pada dasarnya pohon bambu tidak pernah diserang hama dan praktis pemeliharaannya. Selain itu bisa diolah menjadi bahan dasar produksi pakaian.

“Sampai saat ini bahan baku untuk pakaian dari kapas, tetapi masalahnya kapas itu harus disemprotkan pestisida, sedangkan bambu tidak perlu diberikan pestisida dan bisa menghasilkan rayon,” kata dia.

Marc Peeters mengatakan rayon merupakan hasil pengolahan pohon bambu menjadi pupuk, tetapi ketika diolah dengan beberapa bahan kimia, bisa menghasilkan serat untuk dijadikan benang.

Dia menganggap ketakutan industri tekstil luar negeri dengan tidak mencantumkan pohon bambu dalam label pakaian yang diproduksinya, disebabkan dinegaranya pohon bambu tidak bisa ditanam. Tetapi negara non penghasil bambu itu tidak mau membeli dengan harga tinggi untuk setiap pohonnya kepada negara penghasil bambu.

Statistik terakhir menyatakan sebanyak 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau setara dengan 11% dari jumlah jenis bambu dunia, adalah spesies asli dari Indonesia. (Arie Nugraha)

Sumber : http://bamboeindonesia.wordpress.com/tekstil-dari-bambu/berita-tekstil-bambu/
Sumber Gambar : 

Tekstil dari Serat Bambu

Madagaskar Yatak Örtüsü


Pakaian Dalam Anti Bakteri Berasal Dari Pohon Bambu

Sumber:http://bdguptodate.com/  

Bandung,- Sejumlah pakaian dalam yang diklaim anti bakteri produksi industri tekstil luar negeri menggunakan bahan baku pohon bambu, tetapi dituliskan dilabel pakaiannya dengan kalimat ‘rayon made of bamboo’ dalam setiap hasil produksinya.

Alasan dari industri tekstil luar negeri non penghasil pohon bambu tidak mencantumkan bambu dalam label pakaian, karena dianggap bisa mengambil-alih pasar kapas.

Menurut Peneliti Bambu Nusa Verde berkebangsaan Belgia, Marc Peeters, alasan industri tekstil menggunakan bahan dasar bambu, karena pada dasarnya pohon bambu tidak pernah diserang hama dan praktis pemeliharaannya. Selain itu bisa diolah menjadi bahan dasar produksi pakaian.

“Sampai saat ini bahan baku untuk pakaian dari kapas, tetapi masalahnya kapas itu harus disemprotkan pestisida, sedangkan bambu tidak perlu diberikan pestisida dan bisa menghasilkan rayon,” kata dia.

Marc Peeters mengatakan rayon merupakan hasil http://www.bambutekstil.com/bambu-havlu/487-bambu-havlu-50-90.htmlpengolahan pohon bambu menjadi pupuk, tetapi ketika diolah dengan beberapa bahan kimia, bisa menghasilkan serat untuk dijadikan benang.

Dia menganggap ketakutan industri tekstil luar negeri dengan tidak mencantumkan pohon bambu dalam label pakaian yang diproduksinya, disebabkan dinegaranya pohon bambu tidak bisa ditanam. Tetapi negara non penghasil bambu itu tidak mau membeli dengan harga tinggi untuk setiap pohonnya kepada negara penghasil bambu.

Statistik terakhir menyatakan sebanyak 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau setara dengan 11% dari jumlah jenis bambu dunia, adalah spesies asli dari Indonesia. (Arie Nugraha)

Sumber : 
http://bdguptodate.com/index.php?page=view&class=Berita&id=120316204411
http://bamboeindonesia.wordpress.com/tekstil-dari-bambu/berita-tekstil-bambu/
Sumber Gambar :  
http://www.bambutekstil.com/bambu-havlu/487-bambu-havlu-50-90.html
http://bdguptodate.com/index.php?page=view&class=Berita&id=120316204411


Peluang USAHA BISNIS RUMAH BAMBU

 

 

 

 

 

Peluang USAHA BISNIS RUMAH BAMBU


Selain asri, rumah bambu lebih tahan gempa karena lebih elastis terhadap goyangan. Permintaan akan rumah bambu tidak hanya untuk rumah tinggal, tapi juga untuk bermacam keperluan. Yang pasti, omzet pembuat rumah bambu bisa mencapai Rp 112,5 juta sebulan.
Dulu, rumah bambu identik dengan rumah sederhana milik keluarga-keluarga miskin lagi pas-pasan. Namun, kini, banyak orang memandang rumah bambu sebagai bangunan tradisional dengan nuansa pedesaan dan ramah lingkungan. Arsitekturnya pun semakin canggih.

Makanya, rumah bambu sekarang tak sekadar berfungsi sebagai rumah tinggal saja. Tapi juga untuk rumah makan, tempat santai, bahkan tempat ibadah.

Salah satu pembuat rumah bambu adalah Yuyus Sunandar. Ia mendapat ide ini ketika bencana tsunami menerjang Aceh pada 2004. Dia pun memproduksi rumah bambu sejak 2005.

Menurut Yunus, rumah bambu bisa jadi alternatif tempat tinggal yang tahan gempa karena tingkat elastisitasnya tinggi. Selain itu, "Bahan bakunya mudah dan murah didapat," kata lelaki 28 tahun ini.

Yuyus kemudian mendirikan usaha produksi rumah bambu bernama NG Bersaudara di Kedawung, Lemahabang, Karawang, Jawa Barat. NG merupakan singkatan dari Nice Green.

Pesanan tak hanya datang dari Jawa, Yuyus kerap mendapat order dari Bali. Pesanannya mulai dari saung hingga rumah. Sebulan, tiga sampai lima pesanan datang ke NG Bersaudara.

Yuyus menetapkan minimal pesanan rumah satu kamar ukuran 30 meter persegi dengan harga Rp 1,25 juta per meter persegi. Tiap bulan omzetnya mencapai Rp 112,5 juta. "Prospek usaha rumah bambu bagus karena permintaan terus bertambah," ungkap dia.

Pemesan biasanya sudah memiliki rancangan sendiri sehingga Yuyus tinggal membangunnya saja. Tapi, ada juga pemesan yang meminta Yuyus merancang dan membangunnya.

Pesanan juga pernah datang dari luar negeri. "Ada juga pemesan dari Tahiti. Jadi, rancangan rumah bambu dan bahan-bahannya kami kirim. Di sana tinggal dipasang," ujarnya.

Yuyus mendapatkan bahan baku bambu dari Garut, Tasikmalaya, Banten, dan Bali. Jenisnya beragam, mulai dari bambu wulung atau bambu hitam, bambu tali, dan bambu betung. Harganya bambu berdiameter 7 centimeter (cm) saat ini Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per batang. Lalu, harga bambu dengan diameter 15 cm sampai 20 cm bisa lebih dari Rp 20.000 per batang.

Harga bambu ini menanjak sejak akhir 2010. "Terakhir harganya Rp 5.000 per batang untuk bambu berdiameter 7 cm," kata Yuyus. Bambu, ia menjelaskan, dipakai sebagai tiang dan bahan anyaman untuk dinding dan langit-langit rumah.

Namun, Yunus tak melulu memakai bambu. Terkadang, ia juga menggunakan indukan kayu kelapa untuk tiang dan lantai rumah. Biasanya, dia mendatangkan indukan kayu kelapa dari Sulawesi dan Lampung. Harganya Rp 1,7 juta sampai Rp 2,75 juta per meter kubik. "Harga termahal indukan kayu kelapa yang sudah tua, yang usianya bisa 150 tahun," ucap Yuyus.

Pemain lainnya adalah Undagi Jatnika Nagamiharja di Cibinong, Bogor. Dia membagi produknya menjadi dua tipe, yaitu rumah tradisional dan semi permanen. Rumah tradisional memakai bambu untuk seluruh bagian. Sementara, atapnya terbuat dari ilalang. Kalau semi permanen, atapnya terbuat dari genteng dengan lantai keramik, kusen dari kayu, dan kamar mandi terbuat dari dinding.


Jatnika mematok harga rumah tradisional Rp 1,2 juta per meter persegi dan semi permanen Rp 1,7 juta per meter persegi. Ia mengerjakan rumah bambu minimal ukuran 40 meter persegi. Dalam sebulan Jatnika rata-rata mengerjakan dua pesanan. Omzetnya mencapai Rp 96 juta per bulan.

Rumah bambu, Jatnika menjelaskan, bisa dipakai untuk tempat tinggal, rumah kebun, cottage, ruang pertemuan, restoran, dan vila. "Saya sudah membuat sekitar 200 buah untuk restoran," ujarnya.

Kini, Jatnika memiliki 75 pekerja yang dibagi dalam tiga shift. Ia bisa mengerjakan rumah ukuran 40 meter persegi dalam waktu satu bulan dengan lima pekerja. Ia membuat rumah berukuran 70 meter persegi dalam dua bulan dengan lima pekerja, dan rumah ukuran 100 meter persegi dalam dua bulan dengan 10 tenaga kerja.

Jatnika menggunakan 100% bambu. Namun, ia memakai bambu berbeda untuk tiap bagian rumah. Satu rumah ukuran 40 meter persegi membutuhkan lima batang bambu betung untuk tiang, 300 batang bambu tali untuk anyaman, dan 100 batang bambu gombong sebagai usuk rumah.

Harga bambu pun berbeda tiap jenis. Bambu betung ukuran 3 meter harganya Rp 70.000, bambu gombong berukuran 4 meter harganya Rp 30.000, dan bambu tali harganya Rp 8.000 sebatang.

Jatnika mendatangkan bahan baku bambu dari Banten Selatan, Pelabuhan Ratu, Jampang, dan Jonggol. Ia membeli bahan setengah jadi seperti bilik dari Jonggol dan tali ijuk dari Tasikmalaya. "Secara keseluruhan untuk satu rumah bambu bisa melibatkan ratusan orang," ucap Jatnika.

Jatnika yang sudah 20 tahun berbisnis rumah bambu bilang, ada beberapa trik dalam menebang bambu. Jangan menebang bambu yang masih ada rebungnya karena akan gampang patah. Penebangan dilakukan lewat pukul 12.00 karena kandungan airnya sudah berkurang. "Kalau basah gampang dimakan rayap," katanya.

Selanjutnya, bambu didirikan dan dikeringkan hingga dua bulan. Setelah itu, bambu diberi obat antihama. Rumah bambu dapat bertahan 30 tahun. Tetapi, untuk rumah bambu tradisional, atap ijuknya harus diganti setiap 10 tahun sekali.
Diterbitkan di: 26 Nopember, 2011   

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2232966-peluang-usaha-bisnis-rumah-bambu/#ixzz2Iu5lNfeK

Sumber :

Sumber Gambar :

Menanam Jagung eh Bambu di Kebun Kita…

Menanam Jagung eh Bambu di Kebun Kita…

Oleh : Petrus Purnama

Masih ingat lagu masa kecil dulu ??

Ayo kawan kita bersama
Menanam jagung di kebun kita
Ambil cangkulmu ambil pangkurmu
Kita bekerja tak jemu-jemu
Cangkul cangkul cangkul yang dalam
Tanah yang longgar jagung kutanam
Beri pupuk supaya subur
Tanamkan benih dengan teratur
Jagungnya besar lebat buahnya
Tentu berguna bagi semua
Cangkul cangkul aku gembira
Menanam jagung di kebun kita
(Pencipta / Ciptaan : Ibu Sud Tahun 1942)

Bambu Nusa Verde
Sumber: Bambu Nusa Verde

Bagi yang suka bercocok tanam saya ingin berbagi cerita tentang budidaya bambu bukan Jagung :)
Beberapa waktu yang lalau saya bertemu dengan rekan yang bekerja dalam perusahaan kultur jaringan khusus untuk tanaman bambu. Beliau banyak bercerita tentang adanya peluang budidaya tanaman bambu di Indonesia, karena negara kita sangatlah cocok untuk budidaya tanaman ini.

Dari cerita tersebut maka saya mencoba mencari tahu , mengenai seluk beluk bertanam jagung eh bambu tersebut.Ternyata prospek kebutuhan akan bambu dimasa depan cukup menjanjikan, karena Bambu adalah tanaman penghasil kayu yang tumbuh dengan cepat, disamping produk olahan bambu muda (rebung) yang dapat diolah sebagai salah satu produk makanan.

Bambu sebenarnya adalah rumput yang memiliki sifat kayu, karena bambu termasuk dalam keluarga Gramineae yang terdiri dari 75 Genus dan 1.250 spesies . Dari Bambu dengan ketinggian 20 cm (Herbaceous) sampai dengan 30 m dan berdiameter 30cm (Tropical Giant). Bambu sangat baik dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya.

Bambu Nusa Verde
Sumber : Bambu Nusa Verde

Bambu juga memiliki kecepatan pertumbuhan, sehingga bisa dipanen rutin per tahunnya, bandingkan dengan tanaman kayu yang memerlukan waktu beberapa tahun untuk memanennya. Produktifitas bambu bergantung jenisnya bisa berkisar 50 tahun , dengan panen perdana pada usia bambu 5-7 tahun, dan kemudian bisa dipanen per tahun nya. Sebagai gambaran untuk luasan kebun 1000 hektar bisa menghasilkan 30 ribu ton bambu.

Bambu Nusa Verde
Sumber : Bambu Nusa Verde

Kegunaan dari bambu juga bervariasi dari penggunaan tradisional dan industri. Di bidang industri antara lain penggunaan bambu untuk bambu lapis dan triplek dari bambu, yang sering di gunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga. Bambu juga bisa di buat sebagai parquet, partikelboard dan fiberboard. Sifat bambu yang lunak tapi kuat sangat dibutuhkan untuk kebutuhan kontruksi modern. Kepadatan bambu sebanding dengan kayu keras dan kekuatannya melebihi baja.

Bambu Nusa Verde
Sumber: Bambu Nusa Verde

Pasar kebutuhan bambu dunia juga terus meningkat dengan cepat. Karena adanya kesadaran tinggi di dunia bahwa bambu adalah salah satu alternatif penganti kayu yang baik dan akan menghemat kayu dari hutan hujan, yang otomatis akan mempengaruhi dalam mereduksi global warming. Eropa dan Amerika sebagai gambaran adalah pengimport produk bambu asia dalam bentuk produk : tusuk gigi, tusuk sate, lantai bambu (parquet), kertas, tekstil, perabot rumah tangga dan produk kerajinan tangan.

Untuk pasar China, Thailand dan Taiwan, produk makanan bambu muda (rebung) adalah bisnis bernilai jutaan dolar, baik dalam kondisi mentah ataupun sudah menjadi produk makanan kalengan.
Tulisan berikutnya saya akan mengulas jenis jenis bambu yang bisa di kembangkan dan kegunaannya. Jadi ada yang tertarik untuk bertanam jagung eh bambu ?

… Cangkul cangkul cangkul yang dalam
Tanah yang longgar bambu kutanam …

(Petrus Purnomo)
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/29/menanam-jagung-eh-bambu-di-kebun-kita-105000.html

Bambu Lamina Punya Nilai Ekonomis Tinggi

 

Ada Bambu Lamina pada Gelar Bambu Nusantara
16 November 2012, 12:30 WIB | Dede Rustandi

(Pustekolah Info) Jakarta - 
Bambu lamina merupakan suatu produk yang dibuat dari beberapa bilah bambu yang direkat dengan arah serat sejajar. Perekatan dilakukan ke arah lebar (horisontal) dan ke arah tebal (vertikal). Hasil perekatan tersebut dapat berupa papan atau balok tergantung dari ukuran tebal dan lebarnya, demikian definisi bambu lamina menurut Ir. I. M. Sulastiningsih, M.Sc yang merupakan Pakar Bambu asal Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah).
 
Gelar Bambu Nusantara, merupakan pameran khusus mengenai produk dari bambu yang ada dalam kehidupan sehari masyarakat Indonesia, produk yang disajikan oleh para peserta mulai dari perlengkapan rumah tangga, kerajinan, supenir sampai kertas.
 
Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta dan di buka oleh Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas, Armida S. Alisjahbana disaksikan Dirjen IKM Euis Saedah dan Dirjen KII Agus Tjahajana membuka Pameran Gelar Bambu Nusantara dengan memotong untaian melati di Plasa Industri Kementerian Perindustrian Jakarta, 23 Oktober 2012. Selain acara pameran, dibarengi dengan seminar dengan tema bambu, salah satu pembicaranya dari peneliti Pustekolah, Ir. I. M. Sulastiningsih, M.Sc.
 
“Pintu dari bambu kelihatan artistik dan kelihatan kokoh”, Itulah pernyataan salah satu pengunjung Gelar Bambu Nusantara ke booth Pustekolah, dalam booth  menyajikan daun pintu dari bahan bambu, dan satu unit meja kursi dengan bahan yang sama, bahan dari bambu tersebut dinamakan bambu lamina, yang di rancang oleh Ir. I. M. Sulastiningsih M.Sc yang merupakan pakar dibidang bambu.
 
Kesan lain dari pengunjung pameran yang mengunjungi booth Pustekolah, “sudah diproduksi secara masal produk lamina ini” kali ini pengusaha asal semarang, tertarik dengan produk bambu terutama satu unit meja kursi dan daun pintu. Yang paling mengesankan salah satu pengunjung asal Jakarta yang menyatakan “kalau produk lamina ini dijual saya beli dah” karena terkagum dengan keindahan teksturnya. 
 
Bambu yang termasuk tanaman cepat tumbuh dan mempunyai daur yang relatif pendek (3-4 tahun) merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup menjanjikan sebagai bahan substitusi kayu. Sebagai bahan substitusi kayu, bambu harus memiliki dimensi tebal, lebar dan panjang seperti papan atau balok kayu. Bambu merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut karena sejak jaman dahulu manusia telah menggunakan bambu sebagai bahan bangunan, mebel, alat rumah tangga dan barang kerajinan.
 
Selama pameran tersebut banyak pengunjung ke booth Pustekolah dan mereka tertarik produk-produk dari bambu yang pustekolah sajikan, bahkan sampai ada yang mau ngajak kerjasama untuk memproduksi secara masal supaya dapat bisa diaplikasikan kemasyarakat luas dari produk bambu tersebut.
 
(DR2702) 

Sumber : http://pustekolah.org/index.php/detail/209/ada-bambu-lamina-pada-gelar-bambu-nusantara#.UQE35fJGQsE

 

Bambu Lamina Punya Nilai Ekonomis Tinggi

Ada areal perkebunan bambu di wilayah Kab. Tasikmalaya mencapai 24.000 hektar. Hal itu diungkapkan Harijoko SP, Kepala Bagian Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Citanduy Provinsi Jawa Barat ketika audensi di Oproom Setda Pemkab Tasikmalaya. Pada saat ini, bambu yang dikemas sebagai bambu lamina (bambu yang diolah menjadi bahan pengganti kayu yang dipres seperti triplek-red) memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga bisa mensejahterakan petani, jelas Harijoko SP. Bambu lamina kini cukup laku di pasaran karena kualitasnya cukup bagus jika dibandingkan dengan kayu. Bambu memiliki serat-serat yang halus. Kini, bambu sudah mulai dikembangkan menjadi bahan furniture, kursi meja dan lainnya dengan nilai ekonomis yang tinggi.

Bambu yang dijadikan triplek itu hanya sepanjang 3 meter dari pangkal batang dan sisanya masih bisa dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan, ujarnya. Berdasarkan data yang diperoleh Sinar Tani, bahwa jumlah produksi bambu di wilayah Kab. Tasikmalaya mencapai 34 juta batang berbagai jenis, sehingga berpotensi menjadikan masyarakatnya hidup sejahtera. Selama ini, produksi bambu dari Kab. Tasikmalaya umumnya dijadikan bahan material bangunan dan kerajinan tangan saja.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kehutanan RI Bidang Ekonomi Indri Astuti mengatakan, jika Tasikmalaya ingin mengembangkan bambu dan menjadi sentral bambu di wilayah Pringan, maka pemerintah daerah harus memiliki dulu peta wilayah yang dilengkapi dengan jenis bambu yang dinilai cocok untuk ditanam di Tasikmalaya. Karena jenis bambu yang tumbuh di wilayah Kec. Tasikmalaya cukup banyak dan belum terinventarisir. (Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 0878 8160 5773)

Sumber :
http://tabloidsinartani.com/Peluang-Usaha/Bambu-Lamina-Punya-Nilai-Ekonomis-Tinggi.html

Sumber Gambar :
http://pustekolah.org/index.php/detail/209/ada-bambu-lamina-pada-gelar-bambu-nusantara