Sabtu, 16 Februari 2013

MENGENAL BAMBU DAN MANFAATNYA TERHADAP KONSERVASI ALAM, KONSTRUKSI DAN KERAJINAN

BAMBU DAN MANFAATNYA

MENGENAL  BAMBU DAN MANFAATNYA TERHADAP   KONSERVASI ALAM, KONSTRUKSI DAN KERAJINAN
 

Oleh  :  Lieke Tan

PENDAHULUAN

Pengalaman gempa tsunami, banjir dan bencana alam lainnya, perlu mendapat perhatian seluruh lapisan masyarakat untuk lebih prihatin dan memperhatikan pola hidup dan tindak masyarakat dalam mempertahankan dan memelihara lingkungan sekitarnya.
 
Selain kebijakan pemerintah melalui Lembaga/Instansi penyelenggara yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan hidup, perlu dipertimbangkan setiap kebijakan-kebijakan dan penanganan masalah lingkungan secara terpadu dan efektif sehingga azas kelestarian produksi dan lingkungan selalu terpelihara dan berkesinambungan. 

Kondisi efek pemanasan global yang semakin memprihatinkan saat ini perlu segera mendapat perhatian untuk dilakukan tindakan kebijakan dalam rangka memulihkan kembali fungsi-fungsi hutan dan lingkungan alam melalui upaya konservasi alam secara baik, terarah dan cepat, sehingga kelestarian alam dan lingkungan dapat menjamin pemulihan keseimbangan ekosistem alam dan lingkungan hidup. Hutan di Indonesia sampai dengan tahun 2000 dari Eksekutif data strategis Kehutanan (2001) terdapat lahan kritis sebesar 23.242.881 ha (21,57 %) dari luas kawasan hutan 108.571.713 ha (untuk 23 propinsi yang telah ditetapkan dengan SK Menhut tahun 2001)

Kondisi ini perlu mendapat perhatian untuk dilaksanakan kebijakan reboisasi dengan memilih metoda, mekanisme dan jenis yang perlu untuk meningkatkan kualitas lingkungan dalam waktu pendek.  Salah satu alternatif kebijakan yang dapat dipertimbangkan adalah menggunakan bambu sebagai tanaman untuk reboisasi.    
Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat.   Bambu  termasuk tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput,  memiliki keanekaragam jenis bambu di dunia sekitar 1250 – 1500 jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 10%  sekitar 154 jenis bambu (Wijaya et al, 2004).

Bambu banyak digunakan masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari meliputi kebutuhan pangan,  rumah tangga, kerajinan,  konstruksi dan adat istiadat..   Bambu memiliki multi fungsi pemanfaatan sebagai bahan makanan untuk manusia (Rebung), binatang (pucuk daun muda),  kebutuhan rumah tangga dan aneka kerajinan dengan berbagai tujuan penggunaan mulai dari cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serba guna hingga alat musik serta konstruksi untuk pembuatan jembatan, aneka sekat, konstruksi rumah meliputi tiang, dinding, atap.  Kebutuhan adat istiadat bambu digunakan dalam upacara adat hindu dan budha diantaranya untuk upacara kremasi jenazah.  Sedangkan tujuan konservasi alam sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka atau gundul akibat penebangan karena pertumbuhan rumpun bamboo sangat cepat dan toleransinya terhadap lingkungan sangat tinggi serta memiliki kemampuan memperbaiki sumber tangkapan air sangat efektif

MANFAAT BAMBU
Kehidupan masyarakat  desa, bambu sangat dekat dan dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan masyarakat desa mulai lahir (untuk memotong pusar bayi dan sunatan) sampai meninggal (kremasi jenazah).  Aktifitas kehidupan sehari-haripun tak luput dari pemanfaatan bambu sebagai bahan makanan (rebung), pembungkus makanan (daun), makanan ternak (pucuk muda), sapu lidi, kerajinan untuk kebutuhan rumah tangga, cinderamata dan mebeuler, industri (pulp dan kertas), konstruksi (jembatan, bangunan rumah, tiang, sekat,  dinding, atap dan penyanggah), bahan bakar dan untuk upacara adat      
 
Manfaat lain dari  bambu yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata.    Selain itu bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah (baik lahan basah/kering),  tidak membutuhkan investasi besar,  pertumbuhannya  cepat,  setelah tanaman mantap (3 – 5 tahun) dapat di panen setiap tahun tanpa merusak rumpun dan  memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran,.  Bambu juga memiliki kemampuan peredam suara yang baik dan menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam  di pusat  pemukiman dan pembatas jalan raya

Memperhatikan manfaat bamboo, beberapa Negara asia  diantaranya china  telah menggunakannya bambu sebagai tanaman utama konservasi alam selain untuk memperbaiki dan meningkat sumber tangkapan air, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah juga pertimbangan budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta kebutuhan konstruksi.

Masyarakat Bali Desa Pakraman Angseri telah sukses menggunakan Bambu sebagai tanaman hutan rakyat seluas 12 ha, ternyata telah membantu menjaga dan memulihkan aliran air bawah tanah dan mata air panas, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan bamboo untuk usaha kerajinan  serta menunjang kehidupan komunitas kera untuk dijadikan sebagai tempat wisata  (Sumatera dan Peneng,  2005).

Bambu Center Pusat Study Ilmu Teknik UGM melalui program Magister Teknologi Bahan Bangunan dan Perhimpunan pecinta Bambu Indonesia (Perbindo) Yogyakarta, telah melakukan berbagai penelitian untuk memanfaatkan bamboo dalam konstruksi bangunan bagi wilayah-wilayah rawan gempa dan bencana alam.  Selain itu telah dilakukan pula pemanfaatan teknologi pengolahan bamboo melalui metoda pengawetan untuk meningkatkan nilai pakai bamboo, membuat balok bambu untuk tiang bangunan dan kuda-kuda, papan laminasi, papan panel dan atap bamboo. 
Manfaat bamboo dalam teknologi sangat menjanjikan, memiliki peluang industri dengan investasi kecil, penggunaan teknologi pengolahan sederhana dan siklus panen bamboo sangat pendek dan berkesinambungan.   

KONSERVASI ALAM
Konservasi alam sangat idealis dan  ngetrend diperbincangkan saat orang berbicara seputar kualitas lingkungan dan polusi.  Idealisme inipun sangat gencar disuarakan pencinta alam dan lingkungan hidup.  Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan karena membutuhkan pertimbangan yang terkadang sangat birokratis dan dilematis. 

Banyak konsep dan terobosan untuk mengatasi dan memelihara lingkungan  telah diketahui, namun kenapa sulit ...??  apa kesulitannya... ?? seolah berada dalam suatu lingkaran yang sulit memperoleh ujung dan pangkalnya untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.  Kita sadari, konservasi alam dalam rangka pemulihan hutan dan fungsi-fungsi hutan  terhadap lahan-lahan kritis berbasis tanaman kayu sangat mahal dan membutuhkan perawatan dan waktu panjang.  Walaupun kita sadari pemerintah telah berupaya membuat berbagai cara untuk memulihkan kembali fungsi hutan pada lahan terbuka, lahan tidur dan lahan kritis untuk kepentingan masyarakat melalui program hutan kemasyarakatan yang berbasis swadaya masyarakat, namun masih memiliki banyak kendala pengelolaannya.

Data CIFOR telah memperkirakan hutan Indonesia sekitar 3,8 juta ha setiap tahun musnah akibat penebangan.  Memperhatikan kondisi demikian, berarti pemerintah perlu melakukan kebijakan jangka pendek untuk menyelamatkan sumber daya alam hutan  serta menjaga keseimbangan ekosistim, ekologi hutan dan plasma nuftah serta mengatasi kekeringan dan kerusakan habitat sumber daya alam yang ada.  Langkah bijaksana yang dapat diambil dalam jangka waktu pendek terutama untuk melindungi DAS adalah dengan menggunakan bamboo sebagai tanaman  reboisasi.  Pertimbangan menggunakan bamboo sebagai tanaman untuk penghijauan karena memiliki pertumbuhan sangat cepat,  investasi kecil, tidak membutuhkan perawatan khusus,  dalam usia  3 – 5 tahun telah memperoleh pertumbuhan mantap dan dapat dipanen setiap tahun.  Selain itu dapat dilakukan penanaman campuran secara silang dengan tanaman berkayu (pohon) untuk tujuan pemulihan fungsi hutan kembali dalam jangka pendek. 

Utthan centre dalam upaya konservasi  pada lahan bekas penambangan batu di India  melakukan penanaman hutan bamboo seluas 106 ha, ternyata dalam waktu 4 tahun permukaan air bawah tanah meningkat 6,3 meter dan seluruh areal penanaman menghijau serta memberi pekerjaan kepada sekitar 80% penduduk setempat dan menambah pendapatan masyarakat melalui industri kerajinan bamboo. (Tewari, 1980 dalam Garland 2004)

Hasil studi Akademi Beijing dan Xu Xiaoging,   melakukan inventarisasi dan perencanaan hutan  dengan melakukan studi banding hutan pinus dan bamboo pada DAS ternyata bamboo menambah 240% air bawah tanah lebih besar dibandingkan hutan pinus.  (Bareis, 1998, dalam Garland 2004))
Bamboo sebagai pilihan utama untuk reboisasi pada daerah aliran sungai terutama lokasi  sumber tangkapan air,  karena memiliki kemampuan mempengaruhi retensi air dalam lapisan topsoil yang mampu meningkatkan aliran air bawah tanah sangat nyata.

China selain pertimbangan nilai konservasi menanam hutan bamboo untuk kepentingan  sumber air dan irigasi terdapat  perhitungan ekonomis yang memiliki nilai komersial tinggi, didukung nilai adat dan  budaya telah melakukan penanaman hutan bambu  seluas 4,3 juta ha yang  mampu menghasilkan bambu sebanyak 14,2 juta ton/tahun.   Kondisi hutan bamboo di China telah mencapai 3 % dari total hutan  dan telah berhasil memberi kontribusi sekitar 25% dari total ekspor sebesar US $ 2,8 milyard  (SFA, 1999,  dalam Garland, 2004)..   

Suksesnya penanaman bamboo di Negara Asia lainnya, telah memberikan dorongan strategi Indonesia untuk melakukan gebrakan secara nasional untuk menyelamatkan sumber daya alam hutan khususnya daerah aliran sungai dan sumber tangkapan air dalam jangka pendek, sehingga ancaman kekeringan yang diprediksi dengan efek pemanasan global ke depan dapat diatasi dengan  menggunakan bamboo sebagai tumbuhan yang perlu mendapat perhatian untuk reboisasi.  Bambu dan manfaatnya sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1995,  namun pertimbangan eksploitasi kayu lebih mendapat perhatian utama karena memiliki nilai komersial diperhitungkan lebih tinggi dari bamboo.   

KONSTRUKSI
Bambu pada umumnya telah dikenal masyarakat luas dan dalam konstruksi tidak disadari masyarakat lebih memilih bamboo, seperti  untuk tiang penyanggah gedung bertingkat apabila dalam pembangunan/pengecatan, karena mudah diperoleh, murah dan ukuran lebih panjang dengan kekuatan yang mampu menjamin kekokohan penyanggah.
Bambu memiliki keawetan yang sangat rendah, mudah diserang microorganisme dan serangga sehingga untuk penggunaan jangka panjang orang tidak memilih bamboo.  Memperhatikan manfaat dan kekuatan bamboo, telah diupaya langkah pengawetan untuk meningkatkan nilai pakai bamboo sehingga mampu dipakai untuk waktu lama.

Tanpa pengawetan di tempat terbuka bamboo hanya dapat digunakan 1 – 3 tahun,  apabila dibawah naungan/terlindung  4 – 7 tahun,  dan pada kondisi ideal dapat digunakan 10 – 15 tahun,  apabila dengan pengawetan dapat digunakan lebih dari 15 tahun (Liese, 1980 dalam Morisco 2005)   
Bambu center Pusat Study Ilmu Teknik UGM melalui program Magister Teknologi Bahan Bangunan dan Perhimpunan pecinta Bambu Indonesia (PERBINDO) Yogyakarta, telah melakukan berbagai penelitian tentang pemanfaatan bamboo bagi konstruksi bangunan tahan gempa, serta rancangan perumahan rumah sangat sederhana yang menggunakan bahan bamboo untuk  tiang, dinding, kuda-kuda dan atap. 

Konstruksi bangunan yang menggunakan bamboo telah digunakan turun temurun oleh masyarakat adat Toraja, rumah tongkonan dengan menggunakan bamboo sebagai konstruksi penutup atap dan penyanggah sangat baik untuk sirkulasi udara dan memuiliki nilai arsitektur tinggi serta nilai adat yang khas. 
Penggunaan bamboo untuk tujuan konstruksi bangunan jangka panjang sebaiknya dilakukan pengawetan lebih awal, agar bamboo yang digunakan memiliki nilai pakai yang dapat menjamin waktu pakai lama.

INDUSTRI  KERAJINAN
Pengembangan wirausaha Indonesia terus digerakan dan telah mendapat perhatian banyak kalangan diluar Maluku dengan fokus pola usaha kerajinan tangan.   Salah satu bahan baku yang melimpah ruah, murah dan mudah diperoleh adalah bamboo, sehingga tidak merupakan kendala dan bahkan industri kerajinan tangan diluar Maluku memiliki nilai persaingan yang tinggi.  Akibatnya para wirausaha kerajinan  berusaha bersaing untuk meningkatkan kualitas, penampilan dan manfaat produk barang yang dihasilkan  agar dapat diserap oleh pasar dalam dan luar negeri. 

Kendala produk kerajinan  berbasis bamboo adalah keawetan bamboo yang rendah, sehingga untuk meningkatkan nilai pakai dan kualitas produk, telah dilakukan  pengawetan bamboo sebelum dimanfaatkan.   Aneka bentuk kerajinan mulai dari kebutuhan rumah tangga, cinderamata,  perdagangan dan industri telah banyak diperkenalkan di pasaran.

PENUTUP
Mengenal bamboo dan  manfaatnya melalui uraian singkat diatas diharapkan dapat merupakan wacana dalam kebijakan pemerintah daerah maupun instansi terkait untuk mengambil manfaat sesuai konteks kebijakan dalam rangka melindungi dan merehabilitasi kawasan hutan dalam waktu pendek untuk tujuan konservasi, khususnya pada wilayah DAS yang sangat rawan banjir dan wilayah sumber tangkapan air untuk meningkatkan aliran air bawah tanah berkaitan dengan kebutuhan air bersih masyarakat  dan pada hutan terbuka/gundul akibat pola usaha pertanian.

KESIMPULAN
1.      Bambu merupakan tanaman yang dapat ditanam pada tanah kering/basah, tidak membutuhkan perawatan khusus, investasi kecil,  kemampuan toleransi terhadap lingkungan tinggi memiliki multifungsi sebagai bahan makanan, pembungkus, kerajinan, konstruksi dan industri
2.     
Tanaman bambu memiliki nilai konservasi tinggi karena mampu memberi  perkuatan permukaan tanah, melalui kemampuan mempengaruhi retensi air dalam  lapisan topsoil, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah   
Daftar Pustaka
Sumantera, I. W. dan  I. N. Peneng,  2005.  Pemberdayaan Hutan bamboo sebagai penunjang sosial ekonomi masyarakat Desa Pakraman Angseri, tabanan, Bali.  Prosiding Perkembangan Bambu Indonesia. Jogya
Morisco,  2005.  Rangkuman penelitian Bambu di Pusat Studi Ilmu Teknik UGM (1994 – 2004).  Prosiding Perkembangan Bambu Indonesia. Jogya
Anonimous,  2001.  Eksekutif Data Strategis Kehutanan.   Badan Planologi Kehutanan Dept. Kehutanan.  Jakarta.
Garland, L.  2004. Bamboo and Watersheds (a practical, economic solution to conservation and development).  EBF 
Environmental Bamboo Foundation Holland.   Bamboo : The Alternative for Tropical Timber.
The Environmental Bamboo Foundation Journal No. 1. 1996
Widjaja,  E. A.  2001.  Identikit Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil.  Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.
Widjaja,  E. A.  2001.  Identikit Jenis-jenis Bambu di Jawa.  Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.
Widjaja,  E. A., N. W. Utami dan Saefudin.  2004.  Panduan Membudidayakan Bambu .  Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.

Sumber :  http://indonesiaforest.net/bambu.html

Minggu, 27 Januari 2013

Air Mineral Bambu sebagai Obat Herbal

Produk komersil obat herbal air mineral bambu

Air Mineral Bambu sebagai Obat Herbal

 
Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Air mineral bambu atau Air Bambu Eul-Eul mengandung 18,34 persen oksigin dan 5.95 mineral sehingga air ini sangat baik untuk proses penyembuhan berbagai penyakit secara alamiah, aman dan tanpa effek samping.Air


bambu eul-eul 2 sumber agusng sasongko republika online
 
Bambu Eul-Eul yang berkhasiat untuk membantu mengatasi berbagai jenis penyakit seperti jantung, tifus, rhematik, asam urat, batuk, kanker rahim, darah tinggi, ginjal, stroke, amandel, sakit gigi, tambah stamina, maag, ambeien, kencing manis, keracunan,migrain, dll.

Sekilas tentang Air Mineral Bambu 
  • Air mineral alami yang berasal dari ruas-ruas bambu.
  • Tumbuh berumpun atau hanya tumbuh beberarapa batang diantara puluhan bahkan ratusan tumbuhan bambu lain.
  • Semakin keatas batangnya semakin besar dan ruas-ruasnya semakin panjang serta akan semakin condong atau merunduk kebawah seiring bertambahnya usia tumbuhan tersebut karena ruasnya berisi air mineral. Seperti halnya tanaman padi.
  • Hanya tumbuh di daerah pegunungan / hutan tertentu , diatas 1200 dpl – 200 dpl ( diatas permukaan laut ).
  • Di negara Chna, air mineral ini sudah lama dikenal sebagai obat alternatif alami dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun di negara China sendiri sangat sulit untuk mendapatkan bambu tersebut karena kondisi hutannya cukup rawan dan cukup berbahaya.
  • Dengan izin Allah, terbukti mampu mengobati berbagai nacam penyakit dalam waktu singkat , dan sementara ini menjadi rating PERTAMA obat alami/ herbal.
  • Dimasukan kedalam kemasan botol baru, tanpa melalui proses mesin.Kenapa disimpan dalam bentuk kemasan ? karena jika disimpan dalam bentuk    bambunya sendiri , dalam waktu sekitar 2 minggu airnya akan habis menguap.
  • Rasanya tawar tetapi memliki aroma dan warna yang berbeda-beda.
Cara Minum
Cukup mengkonsumsi air bambu ini 3 x sehari terutama saat menjelang tidur. dan pada saat anda tertidur, proses regenerasi sel-sel tubuh yang rusak akan terjadi.
Air mineral bambu berkhasiat bagi penanganan penyakit  sbb : 
JantungTypus
RheumatikSesap Napas
AmandelAsam Urat
GinjalStroke
Batuk/AsthmaSakit Pinggang
AmbeyenKencing Manis
Kanker RahimKeputihan
ProstatDarah Tinggi
AlergiUsus Buntu
Susah TidurMenguatkan Nafas
Menambah StaminaMenambah Nafsu Seksual
Sakit GigiMenambah Daya Tahan Tubuh
PolipMaag/Asam Lambung
Tidak Besuara/PeuraMenghilangkan Kolesterol
TBCBatu Empedu
KeracunanSel Darah Putih Rendah
ImpotensiSakit Semasa Haid
Sakit PerutSusah BAB & Kencing
Migrain sakit kepalaLuka kecelakaan
Autiskatarak
Membuang racun/ nikotindll
Air Bambu Eul-Eul dapat dipesan dengan harga Rp.60.000 per botol (isi 600 ml) + ongkos kirim.hubungi: 0882 1081 6282 

Bila anda perlu artikel ini, Silahkan anda menyalin, mengcopy di :
http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/
Sumber :  http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/07/air-mineral-bambu-sebagai-obat-herbal.html#more

Mengenal Serat Bambu untuk Bahan Cloth Diaper

cloth diaper

Mengenal Serat Bambu untuk Bahan Cloth Diaper

 
Ibu rumahtangga tidak asing dengan "Cloth diaper"atau clodi yaitu popok kain yang bisa dicuci dan dipakai lagi karena terbuat dari bahan tekstil alami atau sintesis atau kombinasi dari keduanya. Cloth diaper ini biasanya terdiri dari celana atau cover dan juga dilengkapi dengan lapisan penyerap atau istilahnya insert/soaker.

Bahan Cloth Diaper terbuat dari kain serat alami, yang biasa digunakan adalah wol, serat bambu (bamboo), dan rami (hemp). Sedangkan bahan sintetisnya ada yang terbuat dari handuk microfiber untuk lapisan penyerap (insert/soaker) dan polyurethane laminated (PUL) untuk lapisan luar (outer) yang sifatnya waterproof. Polyester bulu dan suede sering digunakan di dalam popok kain sebagai lapisan dalam (inner) yang bersifat stay dry (tetap kering) karena tidak menyerap cairan tetapi meneruskan cairan.

Jenis cloth diaper 

  • Pocket Diaper : berbentuk celana berkantung sehingga lapisan penyerap urin (insert) dimasukkan ke dalam kantung tersebut. Terdiri dari 2 lapisan yaitu outer yang berbahan waterproof (PUL atau TPU) dan inner yang berbahan suede, fleece, atau bambu.
  •  All-in-one Diaper: cloth diaper yang terdiri dari lapisan luar waterproof yang dijahit bersama-sama dengan lapisan inner dan lapisan penyerap (insert). Popok AiO adalah popok yang paling nyaman untuk digunakan karena hanya langsung digunakan seperti celana, namun membutuhkan waktu lebih lama untuk kering karena lebih tebal.
  •  All-in-two Diaper (AI2): Popok kain Ai2 memiliki 2 lapisan terpisah yaitu diaper cover yang bersifat waterproof dan soaker (lapisan insert yang dijahit bersamaan dengan liner). Sehingga apabila soaker sudah penuh, cukup mengganti soaker yang baru. Sementara diaper cover cukup dibersihkan dengan lap. Cocok untuk bayi yang baru lahir karena diaper cover bisa dipakai berulang-ulang, cukup dengan mengganti soaker.
  • Prefold Diaper: Popok kain modern berupa kain berlapis persegi panjang, terdiri dari lapisan samping kanan dan kiri serta lapisan tengah yang lebih tebal. Prefold diikat dengan pin atau snappy (peniti) dan digunakan bersama dengan cover penutup yang waterproof.
     
  • Flat/Square Diaper: Popok dari selembar kain bujur sangkar dilipat sesuai ukuran bayi. Seperti prefold diaper, dibutuhkan peniti dan cover yang waterproof.
  • Fitted Diaper: Popok yang mirip dengan popok sekali pakai dan terbuat dari beberapa lapis kain penyerap. Fitted memerlukan kancing atau loop/velcro untuk mengencangkannnya dan dibutuhkan cover waterproof. Dari : dodiceria.com
cloth diaper


Tempat Tidur Bambu yang di Modernisir

Tempat Tidur Bambu yang di Modernisir

Artistic Bamboo Bed 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed
Foto & Materi oleh bigbobz.

Bambu sangat populer di daerah tropis yaitu Asia seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur). Bambu merupakan tanaman yang sustainabel
sekali ditanam dapat dipanen terus menerus yang berbeda dengan pohon. Bambu banyak dibuat untuk rumah, barang seni atau kerajinan dan furnitur sebagaimana halnya dengan kayu.Pembuatan kerajinan bambu dilakukan dengan peralatan tradisional tetapi dapat menghasilkan karya seni yang baik.Tempat tidur bambu tradisional beratnya ringan, teksturnya baik , kuat dan sangat indah dengan komposisi warna yang klasik.

Beautiful Bamboo Bed 500x306 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Traditional Bamboo Bed 500x280 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Simple Bamboo Bed 500x355 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Bamboo Bed Natural Products 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Exotic Bamboo Bed 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed


Original Bamboo Bed Products 500x356 Handicraft Natural Products, Traditional Bamboo Bed





Hutan Bambu Mampu Menjaga Sumber Air di Lumajang - Jawa Timur

Hutan Bambu Mampu Menjaga Sumber Air di Lumajang - Jawa Timur

ilustrasi gambar bambu

Kekeringan di musim kemarau sering melanda daerah pedesaan yang menyebabkan  warga mengantre air bersih berjam-jam, lahan pertanian rusak, tanaman padi yang puso, pemanfaatan air sungai yang kotor untuk keperluan sehari-hari, hingga merebaknya beragam penyakit tanaman akibat musim kering. Namun, hal ini tidak terjadi pada  warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang (sejauh 40 kilometer dari pusat kota Lumajang). Kini, mereka tidak lagi menderita kekurangan air, baik musim kemarau maupun hujan.karena hutan bambu buatan masyarakat yang terjaga dengan peraturan dan sanksinya. Berikut ini kita simak proses pembuatannya sampai menjadi obyek wisata.


Saat di beberapa tempat, waduk dan sumur mulai mengering, gemercik air di sawah-sawah di Sumbermujur tidak pernah berhenti. Dari sawah terdekat dengan Gunung Semeru (8 kilometer dari Gunung Semeru), hingga ke sawah-sawah di kampung lainnya (berjarak lebih dari 50 kilometer dari Gunung Semeru) selalu terima suplai air.
Hal itu terjadi karena mata air Sumber Delling tidak pernah berhenti mengalirkan air bersih baik untuk minum maupun irigasi. Mata air yang berasal dari Gunung Semeru itu saat kemarau seperti ini masih bisa mengeluarkan air bersih 600-800 liter air per detik. Pada musim hujan, debitnya mencapai 1.000 liter air per detik. Mata air tersebut berada di tengah hutan bambu seluas 14 hektar.
”Ini semua hasil kerja keras kami selama ini. Tahun 1970-an, mata air di sini debitnya hanya 300 liter per detik. Kini air melimpah dan semoga saja tak pernah mengecil lagi,” kata Hery Gunawan, tokoh masyarakat di sana

Tahun 1970-an situasi ekonomi Indonesia tidak bagus. Masyarakat umumnya makan bulgur, dan mata pencaharian warga Desa Sumbermujur umumnya sebagai pembuat gedek atau dinding dari anyaman bambu. Tak heran jika kemudian hutan bambu setempat nyaris dibabat habis untuk kebutuhan harian warga setempat.
Menilik lokasi hutan bambu yang dikitari empat dusun, tidak heran laju pembabatan bambu sangat cepat. Kala itu dalam satu rumpun hanya tersisa 20 batang bambu, padahal sebelumnya terdapat puluhan rumpun yang terdiri dari puluhan batang bambu juga.
Di sisi utara hutan bambu adalah Dusun Umbulrejo, sisi selatan adalah Dusun Umbulsari, sebelah timur adalah Dusun Krajan, dan bagian barat merupakan Dusun Wonorenggo. Empat dusun itu berada di Desa Sumbermujur.

Saat kritis
Dampak pembabatan bambu demi alasan ekonomi langsung terasa. Debit air Sumber Delling mengecil. Bahkan setiap malam masyarakat setempat dengan penerangan obor harus pergi ke sumber untuk antre air bersih, karena pada siang hari air yang ditampung belum cukup untuk memenuhi kebutuhan malam itu hingga esok harinya.
”Saat itu air digilir untuk setiap dusun. Mungkin dalam seminggu hanya tiga kali air mengalir ke satu dusun. Ini jelas menyusahkan kami sebagai petani. Kalau ingin panen, tiap malam kami harus berebut mendapatkan air. Tidak jarang juga terjadi carok (perkelahian) gara-gara rebutan air,” kenang Kusman (55), petani asal Desa Sumbermujur.
Melihat kondisi itu, nurani warga mulai terketuk. Meski punya sawah, tapi kalau sulit air, maka hasil pertanian tidak akan maksimal. Itu sebabnya, tahun 1975-1976 warga mulai menanami hutan tersebut dengan bambu.

Bersama Kelompok Pelestari Sumber Daya Alam (KPSA) Kali Jambe, selaku inisiator pelestari hutan bambu, masyarakat pun aktif mendukung pelestarian hutan bambu.
Bukan itu saja. Warga bahu-membahu membuat plengsengan pelindung mata air, menata hutan bambu tersebut agar nyaman dikunjungi orang, dan rutin menjaga hutan tersebut agar tidak dirusak orang. Semuanya swadaya masyarakat. Diakui, saat itu belum ada dukungan dari pemerintah daerah.
”Tanaman bambu jadi pilihan kami karena jenis ini dinilai paling sedikit risikonya dibanding menanam tanaman keras,” tutur Hery Gunawan, Ketua KPSA Kali Jambe Sumbermujur.

Risiko di sini maksudnya, jika terjadi pembabatan hutan seperti tahun 1990-an, tanaman bambu akan tumbuh kembali dengan cepat dalam lima tahun. Sementara tanaman keras seperti beringin butuh waktu puluhan tahun untuk bisa tumbuh besar kembali.
Artinya, kalaupun hutan bambu dibabat habis oleh massa, maka dalam waktu lima tahun saja warga akan kesulitan air bersih. Lain halnya jika sumber air di sana dilindungi tanaman keras. Bisa puluhan tahun warga terkena dampak kekurangan air bersih.Lambat laun, dari semula hanya bambu Apus saja yang jadi tanaman asli di hutan bambu tersebut, kini setidaknya sudah ada 21 jenis bambu tumbuh subur di hutan tersebut. Seperti bambu jenis ampel hijau, ampel kuning, hingga bambu Thailand.

Suasana sejuk
Puluhan rumpun bambu yang menjulang tinggi dan rimbun menghadirkan nuansa sejuk. Kesejukan itu semakin lengkap saat terdengar gemercik air saat kita mulai berjalan ke tengah hutan.
Bahkan saking sejuknya, hutan bambu ini juga jadi rumah bagi puluhan kera dan kelompok kelelawar. Kera-kera ini sesekali turun menyapa pengunjung.

Seiring dengan kembali rimbunnya hutan bambu, maka debit air Sumber Delling pun kembali meningkat. Kini air dari Sumber Delling mengaliri 426 hektar sawah di Sumbermujur, dan sawah-sawah di tiga desa lain, yaitu Desa Penanggal, Desa Tambakrejo, dan Desa Kloposawit. Total ada 891 hektar sawah yang memanfaatkan air dari Sumber Delling.

Jumlah itu masih ditambah dengan 561 hektar sawah di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh Lumajang (berjarak 50 kilometer dari Desa Sumbermujur) yang juga mengambil air dari sumber ini. ”Mereka mengambil air dari sumber kami dengan mobil-mobil tangki setiap hari selama 24 jam,” kata Hery.
Untuk kebutuhan air minum, ribuan keluarga dari desa-desa di lereng timur Semeru bergantung pada hidup dari mata air Sumber Delling setiap harinya.

Melihat eratnya hubungan antara hutan bambu dan sumber air, warga Desa Sumbermujur pun berusaha melindungi kawasan tersebut dengan membuat Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2007. Peraturan itu berisi kawasan Sumbermujur tak boleh ”disentuh”, baik flora maupun faunanya. Jika melanggar, pelaku akan dikenai sanksi sesuai hukum lingkungan, yaitu hukuman badan atau denda Rp 500 juta.

Untuk membuat warga desa merasa memiliki hutan bambu, kini kawasan tersebut diarahkan menjadi hutan wisata. Masyarakat setempat mendapat penghasilan dari retribusi masuk ke hutan bambu dan berjualan makanan kecil di sana. Pendatang pun senang karena bisa menikmati keasrian hutan bambu serta berenang di kolam alami dengan air langsung dari sumber.
 
”Kalau begini, warga sekitar akan merasa memiliki dan turut menjaga hutan bambu. Semoga dengan upaya ini, mata air kami akan tetap lestari,” ujar Herry.


Belajar dari pengalaman pahit, warga Sumbermujur pun mau berubah. Dari semula menjadi perambah, kini jadi penjaga hutan bambu. Manfaatnya nyata! Saat warga lain tersiksa kekeringan, warga Sumbermujur berlimpah air bersih. Semoga upaya pelestarian alam ini menginspirasi warga lain di daerah lainnya.Diolah dari :nasional.kompas.com
 
 Sumber : http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/05/hutan-bambu-mampu-menjaga-sumber-air-di.html

Bisnis Prospektif Arang Bambu dan Arang Batok Kelapa

Bisnis Prospektif Arang Bambu dan Arang Batok Kelapa

 
 
Enam bulan lamanya Cornelius Triyanto berkeliling Jawa. Bukan untuk pelesir, tetapi mencari arang bambu. Yang dicari tak tanggung-tanggung, 72 ton rutin setiap bulan. Sayang, ikhtiar itu tak memuaskan hatinya. Dari berbagai daerah itu ia cuma sanggup mengirimkan 2 ton arang per bulan ke Jepang. Ia menjual US$ 2,4 per kg sehingga laba bersihnya Rp. 165-juta.
Laba bersih yang ditangguk Cornelius Triyanto tentu bakal melambung andai saja ia sanggup memenuhi semua permintaan. Ternyata, sulit menemukan arang bambu. Banyak yang bilang itu barang langka, kata Triyanto. Itu sebabnya, pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, itu masih mencari pasokan ke berbagai sentra bambu. Ia pun bersedia menampung pasokan dari plasma sepanjang memenuhi kriteria seperti arang utuh dan kelembapan 0,3%.
Semula ia rutin mengekspor sapu ijuk ke jepang. Koleganya itu kemudian juga rutin meminta pasokan arang bambu. Di negeri Sakura arang bambu sebagai hiasan, penyerap uap ruangan, dan menghilangkan bau tak sedap.
Selain arang bambu, pasar juga memburu arang tempurung kelapa. Permintaannya tak kalah menjulang. Agus angkat tangan ketika eksportir di Jakarta meminta rutin 2.000 ton arang tempurung per bulan. Itu belum termasuk permintaan pabrik minyak kelapa sawit di Pekanbaru, Riau, 200 ton per bulan.
Produsen arang tempurung kelapa di Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, itu kini hanya sanggup memasok 3-5 ton per bulan untuk pabrik pengolahan air. Dengan harga jual Rp. 2000 per kg (1 kg arang dari 4 kg bahan baku), omzetnya mencapai Rp. 6-juta – Rp. 10-juta per bulan. Karena biaya produksinya cuma Rp. 1200 per kg sehingga laba bersih yang ditangguk Rp. 4-juta sebulan. Agus menggeluti bisnis arang lantaran terinspirasi kinerja mesin air minum isi ulang yang memanfaatkan karbon aktif sebagai filter.
Kelahiran Bandung 1 Januari 1965 itu segera mencari tahu asal-muasal arang aktif. Koleganya mengatakan arang aktif dari batok kelapa berharga tinggi. Sebuah produsen arang aktif, justru menantangnya untuk memasok 10 ton arang per bulan. Agus pun tergugah dan membuka pabrik arang batok kelapa pada Januari 2006 untuk membuat briket dan butiran arang. Ia memanfaatkan tempurung dari berbagai kota seperti Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut.

ARANG AKTIF
Menurut Agus harga arang aktif 5 kali lebih besar daripada harga jual arang granular yang saat ini diproduksinya. Namun, untuk memproduksi arang aktif perlu modal besar. Selain itu proses produksinya juga njlimet. Misalnya, untuk mengaktivasi arang dengan proses fisika, perlu alat khusus untuk memanaskan arang pada suhu 1.000°C disertai pengaliran uap. Itu berarti Agus membutuhkan mesin pembakar.
Di Bandung ada Afnil yang sukses memproduksi arang aktif. Mantan kontraktor air bersih itu memasok arang aktif asal batok kelapa ke sebuah perusahaan besar. Arang aktif dimanfaatkan sebagai penyerap kotoran-kotoran pada limbah. Afnil meneken kontrak untuk memasok 400 ton arang aktif sampai Juli 2007. pengiriman pertama pada Januari 2007, baru 40 ton. Alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung itu memperoleh harga Rp. 7000 per kg.
Dari pengiriman pertama, Afnil meraup omzet Rp. 280-juta. Padahal, ‘Biaya produksinya hanya Rp. 2000/kg’, katanya. Artinya, total laba bersih mencapai Rp. 200-juta. Angka itu bakal terus menggunung bila ia memenuhi seluruh permintaan itu. Namun, Afnil mengatakan investasi yang dibenamkan juga tak kecil. Untuk membangun pabrik arang aktif, laboratorium, dan pembelian mesin ia menghabiskan Rp. 500-juta.
Sebelumnya ia juga meriset arang aktif yang dihasilkan produk bermutu dan berendemen tinggi. ‘Biasanya pabrik lain butuh waktu 12 jam dengan rendemen 20%, produksi saya hanya 2-5 jam dengan rendemen 30%,’ katanya. Indikator utama penyerapannya pun berkualitas tinggi, 1.000 mg/g. Oleh karena itu biaya produksi dapat ditekan, hanya Rp. 2000/kg arang aktif.
SEKELAM ARANG
Laba berniaga arang aktif memang menggiurkan. Namun, bukan berarti tanpa hambatan bila hendak menerjuni bisnis itu. Bila gagal, nasib produsen bisa sekelam arang. Itulah yang dialami Wira Gustria. Produsen arang di Sidoarjo, Jawa Timur, itu merugi Rp. 67-juta. Musababnya, biaya produksi tak sebanding dengan harga jual. Pada September 2006 ia memproduksi 45 ton arang dan hanya memperoleh harga Rp. 1100/kg. Padahal, harga tempurung saja Rp. 250/kg atau Rp. 1000 untuk menghasilkan 1 kg arang.

Namun, bila mampu mengatasi aral, ‘Sebenarnya banyak negara yang membutuhkan arang dari Indonesia,’ kata Jhonny W Utama, direktur PT Dian Niaga yang mengekspor briket arang ke Eropa dan Jepang selama 20 tahun terakhir. Permintaan dari Jepang mencapai 10 ton per bulan. Sayang, kualitas arang para plasma semakin menurun. Parameter kualitas arang 7.000 kalori tidak lagi dicapai. Itu sebabnya, Dian Niaga tak lagi tergantung pada pasokan plasma, tetapi memproduksi arang sendiri di Pontianak, Kalimantan Barat.
Lantaran mampu menjaga mutu, pasokan arangnya terus meningkat. Pada 2005 ia mengirim 1-2 kontainer setara 9-18 ton per bulan. Kemudian saat meningkat menjadi 4-5 kontainer. Menurut prediksi Jhonny, permintaan arang di pasar dunia pada tahun-tahun mendatang semakin meningkat.
Itu terbukti dengan prediksi kebutuhan arang di Eropa, baik untuk pembakaran atau industri arang aktif mencapai 200.000 ton per tahun. Indonesia sebagai penghasil utama arang batok bakal kebanjiran order, bila mampu menjaga mutu. Untuk menghasilkan barang gosong itu, tak sekadar membakar tempurung atau bambu. Membakar sembarangan berarti membakar laba di depan mata. 
 
(Vina Fitriani/Peliput: Imam Wiguna & Destika Cahyana).
Sumber : Trubus
Sumber :  http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/05/bisnis-prospektif-arang-bambu-dan-arang.html

Arang dari Bambu

 


Arang Bambu

Pembuatan arang dari bahan bambu telah diteliti oleh Nurhayati pada tahun 1986 dan 1990 masing-masing dengan cara destilasi kering dan cara timbun skala semi pilot. Penelitian tersebut menggunakan bahan empat jenis bambu, yaitu bambu tali (Gigantochloa apus Kurz), bambu ater (Gigantochloa ater Kurz), bambu andong (Gigantochloa verticillata Munro) dan bambu betung (Dendrocalamus asper Back). Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa pada tiap bagian batang bambu dari jenis yang sama terdapat perbedaan berat jenis dan sifat hasil destilasi kering. Arang dari bagian bawah batang pada semua jenis bambu menunjukkan berat jenis dan rendemen arang yang tinggi. Perbedaan letak pada bagian batang bambu ater menunjukkan kecenderungan makin ke atas makin rendah rendemen arang yang dihasilkannya.

Bagian tengah atau atas batang dari semua jenis bambu yang dicoba rendemen piroligneous liquor menunjukkan hasil paling tinggi. Untuk bambu andong dan bambu betung rendemen piroligneous liquor yang paling tinggi dihasilkan oleh bagian batang atas, sedangkan pada bambu ater dan tali rendemen tertinggi dihasilkan pada bagian tengah batang. Hasil pengamatan sifat arang dari empat jenis bambu dapat dilihat pada Tabel 16, sedangkan Tabel 17 menunjukkan sifat arang bambu dengan cara timbun.

   


Sifat hasil destilasi kering dari empat jenis bambu yang dicoba tidak menunjukkan perbedaan nyata. Nilai rata-rata rendemen arang adalah 36,05%, piroligneous 40,58% dan tar 6,55%. Sifat arang dari empat jenis bambu yang dicoba menunjukkan perbedaan nyata. Berat jenis arang paling tinggi dihasilkan oleh bambu ater (0,62 g/cm3) dan yang paling rendah bambu tali (0,25 g/cm3).

Kadar abu paling tinggi terdapat pada bambu betung (7,46%) dan paling rendah pada bambu lati (5,65%). Kadar zat mudah terbang paling tinggi pada bambu tali (24,43%) dan paling rendah pada bambu betung (17,06%). Kadar karbon tertambat paling tinggi terdapat pada bambu betung (75,54%) dan paling rendah pada bambu tali (69,78%).

Nilai kalor arang yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata menurut bagian batang. Nilai kalor arang rata-rata 6602 cal/g. Nilai kalor yang dihasilkan oleh bagian bawah bambu andong, ater dan tali menunjukkan paling tinggi. Nilai kalor arang bambu tali menunjukkan perbedaan sangat nyata pada tiap bagian batang dengan kecenderungan makin keatas batang makin rendah nilai kalornya.

Berdasarkan perbandingan antara keempat jenis bambunya, dapat ditentukan bahwa bambu ater paling baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang. Proporsi yang tinggi diperoleh dari rendemen arang yang berkualitas baik. Sedangkan rendemen arang mentah dan bubuk, proporsinya paling rendah. Sifat arang bambu yang dihasilkan umumnya relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau. Sifat arang bambu ater dan bambu tali lebih baik dari sifat arang bambu andong dan bambu betung.

Pembuatan arang aktif dari bahan bambu telah diteliti oleh Nurhayati (1994). Serpihan contoh bambu diaktivasi dan dikarbonisasi dalam ukuran 0,2 - 0,5 cm dalam kondisi kering. Aktivasi dilakukan dengan perendaman serpih dalam larutan asam fosfat 20% selama 24 jam, setelah itu contoh ditiriskan tinggal setengah kering, lalu dimasukkan ke dalam retort dan di panaskan sampai suhu 900°C selama 3 - 4 jam. Selanjutnya diaktivasi lagi dengan uap panas selama 1 jam. Arang aktif yang dihasilkan dengan cara ini dianalisa sifat absorpsinya terhadap iodine dan hasilnya tercantum dalam Tabel 18.
 



Sumberr : http://www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/bambu.htm
Sumber Gambar : http://arangbambu.files.wordpress.com/2011/02/arang4.jpg;   http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.com/2012/05/bisnis-prospektif-arang-bambu-dan-arang.html