Bambu Gila
Bambu Gila di Maluku, Adu Kuat Manusia dengan Bambu
Oleh: Afif Farhan – detikTravelSumber: http://travel.detik.com/ 01 Februari 2012
Ratusan jenis pertunjukan adat tersebar
di berbagai pelosok di Indonesia. Salah satunya adalah permainan bambu
gila di Maluku. Memang terdengar sedikit aneh, namun permainan ini
dikenal sangat unik dan mistis. Anda berani mencoba?
Permainan ini terlihat sangat sederhana.
Tidak diperlukan berbagai pernak-pernik dan aksesoris. Permainan bambu
gila hanya memerlukan sebatang bambu sepanjang 2,5 meter dengan diameter
8 cm. Serta 7 orang yang berani untuk mengadu kuat dengan bambu dan
beberapa pawang dengan kemenyan. Tarian ini adalah warisan dari leluhur
mayarakat Maluku. Biasanya tarian ini sering diadakan di pesta-pesta
atau acara-acara besar.
Pertunjukan bambu gila dapat Anda temui
di dua desa, yaitu Desa Mamala, Kecamatan Leihitu dan Desa Liang,
Kecamatan Salahatu, Kabupaten Maluku Tengah. Serta beberapa tempat yang
ada di Kota Ternate. Pemilihan bambu pun tidak sembarangan. Bambu
dipilih berdasarkan permintaan pawang dan meminta izin terlebih dahulu
dengan ‘penunggu’ bambu tersebut. Pertunjukan bambu gila sudah dikenal
sejak lama. Konon, sebelum Inggris dan Portugis datang ke Maluku untuk
mencari rempah-rempah.
Sebelum memulai pertunjukan, pawang
melakukan ritual dengan membakar kemenyan yang ada di dalam tempurung
kelapa dan membaca mantera-mantera. Mantera yang diucapkan menggunakan
‘bahasa tanah’, yaitu bahasa leluhur Maluku. Saat pawang melakukan
ritual, jangan heran jika banyak asap-asap dan nuansa mistis yang Anda
rasakan di sekitar tempat pertunjukan. Ritual tersebut dipercaya dapat
memanggil roh para leluhur untuk ‘mengisi’ bambu yang akan digunakan.
Saat pertunjukan dimulai, tujuh orang
tersebut akan bergerak tidak beraturan seperti terguncang-guncang,
berlarian, hingga loncat-loncatan. Pawang tidak tinggal diam, dia terus
mengucapkan mantera selama pertunjukan berlangsung. Suasana tambah
mistis dengan irama-irama musik yang cepat dengan gendang. Seolah bambu
tersebut menari-nari di dalam rangkulan tujuh orang tersebut.
Bagi Anda yang melihat pertunjukan ini,
mungkin akan terhibur. Namun, tidak dengan tujuh orang tersebut. Mereka
terlihat sangat kepayahan, karena menggunakan sekuat tenaga mereka untuk
menggendalikan bambu. Pertunjukan ini berlangsung sekitar 10 menit.
Setelah selesai, tujuh orang tersebut akan dibacakan mantera-mantera
oleh sang pawang dan mereka terlihat sangat kelelahan.
Siapkan diri Anda untuk mengadu kuat dan nyali dengan bambu gila.
Tarian Bambu Gila
Sumber: http://www.bkpmd-maluku.com/ 23 February 2012
Maluku seringkali identik dengan suara
indah dan nyanyian serta tarian. Banyak penyanyi, pemusik dan penari
yang berasal dari Maluku. Maluku memang erat sekali dengan tradisi
bermain musik serta tari-menari.
Jika ingin mengenal Maluku maka perlu juga mengenal tarian tradisionalnya yang beraneka ragam dan begitu dinamis.
Salah satu tarian tradisional yang dapat
kita kenal adalah sebuah tarian yang bernama tari Bulu Gila atau Bambu
Gila, suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah.
Tarian ini adalah permainan tradisional yang biasanya dipertunjukkan
para pemuda desa pada acara-acara tertentu.
Dahulu para penari akan
bergerak dengan lincah mengikuti gerakan bambu gila yang telah
dimanterai oleh pawang. Mereka akan membuat gerakan rangkaian dan saling
mengaitkan tangan, dengan kelincahan gerakan kaki yang meliputi
berjalan, melompat maupun berlari mengikuti suara musik yang dinamis.
Dengan gerakan yang begitu dinamis maka para penari dituntut memiliki
fisik yang cukup kuat.
Kini tari itu hampir punah, dan hanya
tinggal gerakan-gerakannya yang diubah menjadi tari lincah dengan
gerakan kaki serta bulu (bambu) yang didekap kedua tangan. Gerak itu
menandakan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat. Gerakan yang kompak
dan seirama ini sebenarnya merupakan lambang dari semangat gotong
royong, yaitu membangkitkan jiwa persatuan dan kesatuan dalam
melaksanakan berbagai segi hidup, yang adalah gambarang dari jiwa
kegotong-royongan atau “Masohi” yang adalah budaya masyarakat Maluku
sejak dulu kala.
Tari adat lainnya adalah Tari Lolyana
yang merupakan tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila,
Serua. Tarian ini mengangkat upacara panen lola ke dalam bentuk
pertunjukan. Lolyana sendiri adalah kata umum yang dipakai untuk
pekerjaan untuk mengumpulkan salah satu hasil laut, lola. Panen lola ini
dilaksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi oleh ketua agama dan
pemangku adat setempat.
Di daerah Maluku, sasi dikenal sebagai
salah satu pranata adat yang diartikan sebagai larangan atau pantangan
untuk mengumpulkan hasil alam, baik hasil alam maupun hasil laut, sampai
batas waktu yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat desa.
Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan menjaga
kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia.
Proses panen lola diawali dengan pesta
rakyat mengelilingi api unggun sejak malam hari hingga subuh. Upacara
itu dilanjutkan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi
keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. Menjelang terbitnya matahari,
panen dilakukan secara gotong royong oleh kaum pria dan wanita. Proses
panen lola itulah yang kemudian diabadikan dalam tari Lolyana.
Ritual peniupan dupa di bagian tengah bambu
Ritual Bambu Gila
OLEH Rafly Rinaldy
Sumber: http://fotokita.net/
Bara Masuwen, begitulah nama bambu gila
itu. Juga nama pertunjukkan rakyat, khas Maluku Utara, kali itu
dipertontonkan dipantai Liang. Merupakan bentuk pertunjukan tertua
rakyat yang bersifat ritual. Mencerminkan sifat kegotong royongan dan
ciri keseharian rakyat di Maluku Utara.
Awal sejarahnya berasal dari hutan bambu
terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Sejumlah
pemuda semula mencari bambu di kawasan ini untuk mengadakan permainan
bambu gila.
Sengatan matahari dan tajamnya sisi batu
yang menghitam, bukan penghalang langkah mereka. Tetap bersemangat
mencari sebatang bambu, yang bisa memberi hiburan bagi rakyat sekampung.
Sesampai di rumpun bambu, mereka tak lupa meminta izin dari sang
pemilik, agar merelakan sebatang bambunya.
Setelah dipilih, bambu pun ditebas.
Dibersihkan dan diperiksa kelayakannya untuk menjadi bahan pertunjukan
bambu gila. Penghitungan ruas harus dilakukan dengan cermat.
Sebelum permainan dimulai, doa pun
dipanjatkan, memohon izin dari Sang Pencipta. Aroma kemenyan atau pun
dupa dibawa asap pada ujung suluh, mulai membuat bambu bergoncang. Tak
pelak lagi, para pemegang bambu gila ini, mulai mengerahkan tenaganya
mempertahankan posisi, agar tak mudah dikalahkan tujuh ruas bambu.
Kekuatan tarian bambu gila ini bukan
main. Kalau tidak dijaga oleh beberapa pembantu pawang para pembawa
bambu gila ini bisa dibuat puyeng. Selama hampir tiga puluh menit, enam
pembawa bambu gila ini diajak mengitari lapangan seluas 50 meter
persegi. Ayunan yang mengikuti irama gamelan, awalnya pelan. Tetapi
kemudian menjadi kian keras sehingga membuat mereka yang memegangnya
kewalahan mempertahankan posisi pegangannya.
Di akhir pertunjukan bambu yang tadinya
dibawa seorang saja kuat, ketika dilepaskan bagai besi berton-ton
beratnya, sehingga sang pawang tak kuasa membawanya, sehingga terlihat
sempoyongan untuk menahan bambu yang telah diletakkan di tanah. Dan
uniknya meski sudah selesai daya ghaib dari bambu itu tidak mau lepas
kalau tidak diberi makan api. Oleh karena itu dibuatlah api dari kertas
yang dibakar. Dan sang pawang pun melahap api dengan telapak tangannya
tanpa dilambari pengaman. Dan sirnalah isi bambu itu dan kemudian sang
pawang lemas kelelahan .
100 Bambu Gila Akan Catat Rekor MURI
Sumber: http://regional.kompas.com/ 17 April 2012
TERNATE, KOMPAS.com — Sebanyak 700
peserta berikut 100 pawang akan menampilkan 100 bambu gila
(baramasuwen), permainan tradisional di Maluku Utara dan Maluku, sebagai
bagian dari Festival Legu Gam di Ternate, Maluku Utara, Jumat
(20/4/2012). Atraksi ini akan dicatatkan di Museum Rekor Indonesia
sebagai bambu gila dengan peserta terbanyak.
Ketua Bidang Humas Festival Legu Gam
Syarifudin Abdurrahman menjelaskan, dalam acara tersebut, setiap bambu
dengan panjang sekitar 4,5 meter akan dipegang oleh tujuh peserta. Di
setiap bambu itu pula akan ada satu pawang yang mengendalikan bambu.
“Permainan tradisional ini akan digelar
di lapangan yang berada di depan Kadaton (keraton) Ternate. Mereka semua
akan bermain serentak,” ujar Syarifudin, Selasa, di Ternate.
Permainan bambu gila yang berkembang di
Maluku Utara dan Maluku diyakini memiliki kekuatan magis. Bambu akan
bergerak sesuai dengan keinginan pawang meskipun dipegang banyak orang.
Syarifudin mengatakan, penampilan 100
bambu gila ini untuk dicatatkan di Museum Rekor Indonesia (Muri)
sekaligus menjadi salah satu daya tarik dalam festival budaya Legu Gam,
yang telah berlangsung sejak 25 Maret dan akan berakhir 21 April. Selain
itu, permainan sebagai bagian dari budaya ini pun ditampilkan agar
keberadaannya tetap lestari.
Jika pada 20 April mendatang permainan
100 bambu gila ini dicatat di Muri, berarti untuk kedua kalinya acara di
Legu Gam dicatat sebagai rekor di Indonesia. Pada pelaksanaan Legu Gam
tahun 2011, sebanyak 8.125 orang menarikan soya-soya, tarian
tradisional, dan tercatat sebagai rekor ke-4816 di Muri.
Menurut Syarifudin, pencatatan rekor di
Muri akan menjadi salah satu target setiap Legu Gam digelar. Pasalnya,
ini menjadi daya tarik wisatawan untuk datang sekaligus melestarikan
budaya Maluku Utara.
Legu Gam merupakan pesta rakyat Maluku
Utara yang menonjolkan budaya Maluku Utara. Legu Gam menjadi agenda
rutin sejak sepuluh tahun lalu—diadakan pada bulan April setiap
tahun—untuk memperingati hari ulang tahun Sultan Ternate Mudaffar Syah
yang jatuh setiap 13 April.
Arifin: Permainan Bambu Gila Berasal dari Malut
Sumber: http://travel.kompas.com/ 23 April 2012
TERNATE, KOMPAS.com –
Kesultanan Ternate
menyatakan permainan bambu gila berasal dari Maluku Utara, khususnya
Ternate. Oleh karena itu kalau ada daerah di Indonesia yang mengklaim
bahwa permainan bambu gila asal daerahnya, jelas itu tidak benar.
“Banyak bukti yang menunjukkan bahwa permainan bambu gila asal Malut,
seperti dari penggunaan bahasa dalam permainan bambu gila itu,” kata
seorang perangkat Kesultanan Ternate, Arifin Djafar di Ternate, Senin
(23/4/2012).
Menurut Arifin, bahasa yang digunakan
dalam permainan bambu gila yang di Malut dikenal dengan nama ‘bara
masuen’ itu adalah bahasa Ternate, baik saat prosesi saat menyiapkan
bambu maupun mantra yang dibaca saat dimainkan.
Bahasa yang digunakan saat akan memulai
permainan bambu gila misalnya berbunyi ‘bara masuen jadi gou-gou’ itu
adalah bahasa Ternate yang artinya ‘bambu gila jadi betul-betul’.
“Dimana pun bambu gila dimainkan pasti menggunakan kalimat itu,” kata
Arifin yang juga Wakil Wali Kota Ternate.
Jadi, lanjut Arifin, sangatlah aneh kalau
ada daerah yang mengklaim permainan bambu gila itu dari daerahnya,
sementara bahasa yang digunakan dalam permainan itu termasuk seluruh
mantranya menggunakan bahasa Ternate.
Arifin menjelaskan, permainan bambu gila
sudah ada di Ternate sejak ratusan tahun silam dan saat itu permainan
bambu gila dimanfaatkan masyarakat adat Kesultanan Ternate untuk
memindahkan barang yang tidak mungkin diangkat menggunakan tenaga
manusia.
Selain itu, kata Arifin, bambu gila saat
itu digunakan oleh masyarakat Kesultanan Ternate sebagai senjata untuk
melumpuhkan musuh. Saat itu bambu gila bisa dikerahkan dengan kekuatan
supranatural untuk menyerang lawan. “Sekarang permainan bambu gila tetap
dilestarikan di Ternate, tapi fungsinya sebagai permainan untuk hiburan
rakyat, seperti yang ditampilkan pada Festival Legu Gam di Ternate
pekan lalu,” kata Arifin.
Arifin yang juga sering tampil sebagai
pawang permainan bambu gila itu menambahkan, permainan bambu gila kini
telah menjadi salah satu daya tarik wisata di Ternate, karena permainan
ini dianggap unik oleh wisatawan.
Keunikan permainan bambu gila itu,
diantaranya terletak pada adanya kekuatan supranatural pada bambu yang
bergerak sendiri mengikuti pergerakan api obor dan asap kemenyan di
tangan pawang, meski bambu itu dipegang sejumlah orang.
Sumber : Antara
Bambu Gila, Tradisi Mistik Yang Terpelihara
Sumber: http://www.gatra.com/ 06 May 2012
Anak
kecil itu bernampilan unik. Berbalut pakaian putih, lengkap dengan
surban yang berkibar-kibar ditiup angin. Di tangan kirinya memegang
sabut kelapa, sedangkan tangan kanannya menggenggam korek api. Lalu
sabut kelapa disulut dengan korek api yang sudah menyala, sambil
mendekati sebarisan anak-anak yang memegang erat sebatang bambu.
Sejurus kemudian, mulut si anak
berkomat-kamit merapal mantera mengibas-ngibaskan asap hingga
mengepul-ngepul ke udara. “Wala yatalattaf wayus fir’aun…” Mantra
dirapal sambil mengasapi ujung bambu dengan serabut kelapa.
“Bara masuen (bambu gila),” teriak si
anak kecil bak seorang pesulap. “Dadi gogo (benar-benar jadi),” para
pemeluk bambu menjawab serentak. Tiba-tiba, bambu warna hijau sepanjang
lima ruas atau sekira 3 meter itu mulai bergerak-gerak. Bambu makin
berat, terasa seperti hidup dan ingin berontak dari pelukan tangan.
Selongsong bambu itu membetot dan mengocok para pemegangnya ke kiri dan
ke kanan.
Bambu hijau itu menggila, membuat suasana
di pantai Pantai Susupu, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera
Barat, pada Jumat (23/3/2012), riuh oleh teriakan dan gelak tawa. Ia
memaksa para penggenggamnya mengeluarkan tenaga ekstra untuk melawan
kekuatan sang bambu. Sampai akhirnya, mereka harus mengakui kekuatan
bambu tersebut, dan rame-rame terjerembab ke tanah. Si pawang kembali
menjampi-jampi. Mulutnya komat kamit sambil tangannya memegang ujung
bambu.
Lalu, kekuatan bambu pun menghilang. Semua tampak kelelahan.
Permainan tradisonal berbau magis itu
disebut bambu gila. Atraksi ini sering diperagakan di berbagai acara
adat dan kesenian di Pulau Halmahera. Dalam permainan tersebut,
seseorang yang memiliki ilmu akan mengendalikan sebatang bambu yang
dipegang oleh sekitar 7-9 orang anak laki-laki (jumlahnya harus ganjil).
Mereka mendekap bambu itu dengan pergelangan tangannya. Lalu si pawang
mentransfer ilmu tenaga dalam ke bambu itu, hingga bambu dapat bergerak,
bahkan terbang. Tak jarang anak-anak ikut terbang bersama bambu gila
itu.
Bambu gila juga dikendalikan oleh gerakan
tangan sang pawang yang memegang benda berasap. Jika tangan bergerak ke
selatan, maka bambu itu akan bergerak ke selatan. Begitu juga jika
tangan pawang bergerak ke arah barat, maka bambu akan bergerak ke arah
barat. Anak-anak yang memegang bambu hanya terkekeh-kekeh sambil
memegang erat bambu gila itu supaya tidak terjatuh.
Dulu, di masa Kesultanan Ternate,
penduduk menggunakan bambu gila untuk mendorong perahu kora-kora dari
daratan ke laut. Beberapa orang, jumlahnya harus ganjil, mengapit bambu
di lengan mereka dan berdiri di belakang kapal. Dengan jampian pawang,
bambu pun memiliki kekuatan untuk mendorong kora-kora.
“Mantranya campuran bahasa daerah dan
doa, bisa dari Al-Quran atau Injil,” kata Syarif Alif, salah seorang
pawang bambu gila. Menurut Syarif, kekuatan bambu tidak hanya datang
dari rapalan pawang, tapi juga dipengaruhi asap. Makin banyak asap,
semakin besar juga kekuatan si bambu. Asap tersebut bisa berasal dari
serabut kelapa atau kemenyan. Dan si pawanglah yang mengatur kekuatan
bambu. Dimana si pawang memberikan asap, di situlah kekuatan terbesar
bambu.
Kini fungsi bambu gila sudah bergeser.
Sebab, tradisi mendorong dengan bambu gila sudah ditinggalkan sejak
muncul teknologi modern. Kini masyarakat Halmahera menjadikan bambu gila
sebagai permainan tradisonal. Filosofinya adalah mengasah kerja sama
dan kekompakan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan. (HP)
Sumber : http://bamboeindonesia.wordpress.com/bambu-gila/
nama asli bambu gila bukan bara masuen tetapi baramasuweng yang memiliki arti. dalam konteks sejarah pun seya anggap masih keliru. ada satu judul penelitian yaitu pelestarian permainan baramasuweng di Kota Ternate anda pasiti temukan makna dan sejarahnya.
BalasHapusDapatkan pinjaman dana paling tinggi hanya dengan gadai bpkb mobil, proses pencairan cepat serta suku bunga rendah dan pembiayaan kredit mobil bekas dp murah untuk seluruh wilayah di Indonesia.
BalasHapusUntuk informasi pengajuan pinjaman dana jaminan bpkb mobil atau pembiayaan mobil bekas, Silahkan hubungi marketing kami berikut ini. Cukup melalui sms atau whatsapp secara online, Kemudian marketing kami akan menghubungi Anda.
Office :
Jl. Margonda Raya No 88 A-C, Depok, Jawa Barat
Phone : 021-77204222, 021-77204333, 021-77204888
Fax : 021-77200022, 021-77205111
Contact Person :
Sukma Dinata ( Marketing Officer )
Tlp/ Sms/ WhatsApp/ Line : 081280295839
https://www.jaminkanbpkb.com/
https://www.jaminkanbpkb.com/p/leasing-pembiayaan-kredit-mobil-bekas.html
https://www.jaminkanbpkb.com/p/syarat-gadai-bpkb-mobil.html
https://www.jaminkanbpkb.com/p/pinjaman-jaminan-bpkb-mobil.html
https://www.jaminkanbpkb.com/p/cara-gadai-bpkb.html